ASPEK.ID, JAKARTA – Pembangunan fasilitas utama sisi udara (airside) landasan pacu Bandara Jenderal Besar Soedirman, Purbalingga, Jawa Tengah telah rampung.
Direktur Utama PT Angkasa Pura II atau AP II (Persero) Muhammad Awaluddin mengatakan, pembangunan fasilitas utama sisi udara yang sudah mencapai 100 persen adalah landasan pacu (runway), jalur penghubung parkir pesawat dan landasan pacu (taxiway), serta parkir pesawat (apron).
Dengan selesainya pembangunan itu, maka Bandara Jenderal Besar Soedirman sudah dilengkapi landasan pacu berdimensi 1.600 x 30 meter, apron seluas 69 x 103 meter dan taxiway dengan lebar 15 meter.
Kapasitas sisi udara tersebut dapat digunakan untuk melayani penerbangan pesawat jenis baling-baling ganda (twin propeller) seperti ATR 72-600.
Awaluddin mengatakan pembangunan Bandara Jenderal Besar Soedirman dilakukan sekitar dua tahun lalu.
“Pembangunan ini dikerjakan dari nol, dua tahun lalu. Sekarang, Purbalingga sudah memiliki bandara dengan seluruh pembangunan sisi udara dilakukan anak bangsa. Semoga apa yang kita semua lakukan dapat membawa manfaat terhadap pengembangan konektivitas udara di Tanah Air,” kata Awaluddin dalam keterangan resmi di Jakarta, Minggu (31/1).
Setelah pembangunan fasilitas utama sisi udara tuntas 100 persen, proses selanjutnya adalah verifikasi yang dilakukan regulator penerbangan sipil yakni Kementerian Perhubungan.
Hari ini, Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub Novie Riyanto bersama jajaran Ditjen Perhubungan Udara juga melakukan uji terbang (proofing flight) di Bandara Soedirman.
Pesawat King Air nomor registrasi PK-CAN yang digunakan untuk proofing flight tersebut mendarat mulus di landasan pacu baru Bandara Soedirman menjelang pukul 09.00 WIB dengan membawa enam penumpang dan tiga kru pesawat.
“Pendaratan berjalan lancar dan mulus. Kami akan berkoordinasi dengan PT Angkasa Pura II untuk melakukan verifikasi,” ujar Dirjen Perhubungan Udara.
Pada tahap awal, setelah proses verifikasi usai dan mendapat persetujuan dari regulator, Bandara Jenderal Besar Soedirman akan dibuka dalam rangka pengoperasian minimal, bekerja sama dengan TNI AU Lanud untuk menggunakan fasilitas TNI AU sebagai fasilitas sisi darat seperti terminal penumpang, bangunan PK-PPK, dan sebagainya.
Nantinya, Angkasa Pura II juga akan melakukan pembangunan terminal penumpang dengan kapasitas hingga 300.000 penumpang per tahun.
Pada tahap awal, pergerakan penumpang diproyeksikan sekitar 98.000 penumpang per tahun dengan 4.500 pergerakan pesawat.
Keberadaan Bandara Jenderal Soedirman dinilai dapat mendukung perekonomian dan aktivitas masyarakat khususnya terkait kebutuhan transportasi udara di Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas, Cilacap dan Kebumen serta Tegal, Pekalongan dan Pekalongan.