ASPEK.ID, JAKARTA – PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk, meraih tiga penghargaan Museum Rekor Indonesia (MURI) atas prestasinya membangun Bandara Internasional Yogyakarta (BIY).
Tiga penghargaan Muri yang berhasil diraih yaitu Bandara dengan Penyelesaian Zona Airside Tercepat, Bandara dengan Pemakaian Beton Terbanyak, dan Pembangunan Konstruksi Bandara Internasional Tercepat.
Bandara yang dibangun oleh PT PP (Persero) Tbk, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) konstruksi dan investasi nasional itu sebelumnya telah diresmikan oleh Presiden Jokowi pada Jumat (28/8) lalu.
“Keberhasilan ini menjadi kekuatan bagi perusahaan untuk melaksanakan pembangunan bandara baru. Proses pembangunan melibatkan para ahli di bidang konstruksi, termasuk pakar gempa dari Jepang turut dilibatkan untuk memberikan masukan dalam pembangunan bandara ini,” kata Direktur Utama PT PP Novel Arsyad dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (29/8).
Dijelaskan Novel, dari sisi konstruksi, perencanaan desain struktur dimana mampu menahan gempa dengan kekuatan 8,8 magnitudo dan menerapkan parameter gempa yang baru sebagai antisipasi tsunami dan likuefaksi.
“Bandara yang terletak di Kulonprogo merupakan salah satu karya terbaik perseroan yang menjadi kebanggaan bagi bangsa Indonesia,” ungkapnya.
Penyelesaian airside bandara tersebut dikerjakan dengan sangat cepat hanya dalam waktu delapan bulan serta untuk mencapai pengoperasian minimum bandara, perseroan dapat menyelesaikannya dalam kurun waktu 12 bulan.
Pembuatan desain arsitektur didesain dengan konsep kearifan lokal dan terdapat pekerjaan art work (pekerjaan seni) yang melibatkan 46 seniman lokal Yogyakarta.
Saat peresmian sebelumnya, Presiden Jokowi menyampaikan rasa syukur dengan terselesaikannya Yogyakarta Internasional Airport (YIA) yang telah selesai 100 persen dalam kurun waktu sangat cepat 20 bulan.
“Kalau kita bandingkan ini dengan airport lama yang di Adisucipto, panjang runway yang di sana 2200 (meter), yang disini 3250 (meter), jauh lebih panjang,” ujar Presiden saat Peresmian YIA dan Pengoperasian Menara Airnav Indonesia serta Sistem Peringatan Dini Tsunami, Jumat (28/8), di Kulon Progo, Yogyakarta.
Kepala Negara menyampaikan bahwa di bandara lama hanya untuk pesawat yang narrow body, sedangkan YIA bisa didarati airbus A380 dan Boeing 777 karena runway-nya 3.250 meter.
Lebih lanjut, Presiden juga menyampaikan bahwa luas terminal yang lama 17.000 meter persegi (m²), sedangkan YIA 219.000 m², berarti 13-14 kali lipat dari bandara lama.
“Kapasitas terminal atau untuk penumpang yang lama itu hanya bisa menampung 1,6 juta penumpang, di sini bisa 20 juta penumpang, ini tugas kita bersama bagaimana bisa mendatangkan 20 juta itu, bukan tugas yang ringan,” imbuh Presiden.