ASPEK.ID, JAKARTA – Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memiliki rencana untuk menggabungkan beberapa perusahaan pelat merah dan menutup yang memiliki kinerja negatif.
“Jumlah BUMN sekarang terlalu banyak, harus dikurangi. Harus diperbaiki bisnis intinya, harus dimerger atau ditutup dan tidak bisa berdiri sendiri semua karena terlalu banyak,” kata Menteri BUMN Erick Thohir dilansir laman Antara di Jakarta, Rabu (4/12/2019).
Dikatakan Erick, dengan perampingan itu diharapkan kinerja BUMN ke depan dapat lebih fokus yang akhirnya mendorong kinerja menjadi lebih baik sehingga terbuka penciptaan lapangan pekerjaan secara berkelanjutan.
“Visi Presiden adalah cipta lapangan kerja, jangan nanti BUMN punya anak usaha hanya untuk menggemukkan diri dan diisi oleh kroni-kroni oknum,” katanya.
Beberapa waktu sebelumnya Erick Thohir juga berharap agar jajaran kepengurusan BUMN baik itu Komisaris dan Direksi BUMN untuk senantiasa menjaga ekosistem bisnis.
“Saya berharap, para Direksi dan Komisaris yang mengelola perusahaan-perusahaan di bawah Kementerian BUMN memiliki integritas yang tinggi, mampu bekerja dengan baik serta jangan merusak ekosistem bisnis atau mengganggu stabilitas BUMS, BUMD, juga BUMDes,” kata Erick Thohir dalam keterangan resminya di Jakarta, Sabtu (23/11).
Hal yang paling perlu diutamakan oleh seorang pemimpin perusahaan, selain kinerja, adalah akhlak. Menurut Erick, akhlak adalah salah satu kunci sukses pemimpin untuk membawa arah entitas menjadi lebih baik.
Ia juga meminta agar Direktur Utama BUMN tidak melakukan lobi-lobi jabatan karena hal itu sama sekali tidak perlu untuk dilakukan.
“Bila manajemen BUMN memiliki profesionalisme dan integritas yang tinggi, serta fokus pada bisnis, BUMN akan tumbuh dengan baik,” ujarnya.
Selain itu, Menteri BUMN Erick Thohir juga mengaku akan mempertahankan petinggi perusahaan yang memiliki kinerja serta pencapaian yang baik.
“Sudah pasti, kalau bottom line (laba) perusahaan bagus pasti dipertahankan,” imbuh dia.