ASPEK.ID. JAKARTA – Sekretaris Kementerian BUMN Imam A Putro mengatakan bahwa pihaknya menaruh perhatian pada kemampuan perusahaan BUMN untuk beradaptasi pada keinginan generasi milenial.
Ini menjadi tantangan tersendiri karena mahalnya biaya membangun SDM sejak dari seleksi awal hingga pensiun. Namun saat ini ada tren perilaku milenial yang suka berpindah-pindah kantor dan tidak ingin pensiun di kantornya yang sama.
“Kita coba cari solusi. BUMN harus bisa saling memanfaatkan dan bertukar SDM. Misalnya pegawai Bulog pindah ke pertambangan lalu perkebunan. Ini untuk mereduksi yang suka pindah-pindah kerja. Lalu kita bangun Dana Pensiun kebanggaan semua BUMN. Jadi tidak ada gap lagi nantinya,” ujar Imam dalam sambutannya pada ‘RRI BUMN Award’ di Jakarta, Sabtu (28/9/2019).
Baca Juga: Deretan Bos BUMN yang Terlibat Korupsi
Menteri Rini Apresiasi Hutama Karya dan Waskita Karya
Kementerian BUMN Hormati Proses Hukum Perum Perindo
Dia mengatakan, di kantor BUMN juga mulai memberikan ruang bagi milenial untuk berkreasi berupa ruangan bersama. Menurutnya ini dibutuhkan karena tantangan kedepan masih banyak, namun di BUMN urat akarnya sudah terlalu dalam sehingga perubahan tidak semudah membalik telapak tangan.
Pekerjaan masih banyak karena masih banyak masyarakat miskin di Indonesia. Lalu PR lainnya harus meningkatkan devisa negara dengan meningkatkan TKDN, mengolah industri hilir, menekan defisit transaksi berjalan, hingga mengurangi subsidi impor.
“Karena itu kita mendorong seluruh BUMN harus mengubah ke mindset baru yaitu tidak lagi menunggu perubahan dan harus terus memunculkan kreativitas,” pungkasnya (Sindonews)