ASPEK.ID, JAKARTA – Kementerian BUMN terus meningkatkan kontribusi terhadap pendapatan negara dari dividen, pajak hingga Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP).
Staf Khusus Menteri BUMN, arya Sinulingga mengatakan, persentase penyertaan modal negara (PMN) ke BUMN juga semakin kecil jika dilihat dari persentase pengeluaran negara di APBN.
Kontribusi BUMN terhadap pendapatan negara, kata Arya, mencapai sekitar Rp370 triliun dalam 10 tahun terakhir. Sementara PMN yang diberikan pemerintah hanya sekitar Rp148 triliun.
“Pajak, dividen kemudian PNBP, totalnya mencapai sekitar Rp370 triliun. 21 persen APBN kita itu sumbangan dari BUMN. Sementara PMN yang kami terima hanya sekitar 4 persen,” kata Arya dilansir laman CNN Indonesia dalam diskusi bertajuk BUMN, Apa Masalah dan Solusinya, Kamis (10/6).
Selain kontribusi terhadap negara, ia juga menyampaikan bahwa total aset BUMN pada tahun lalu meningkat menjadi Rp8.400 triliun.
“Ini bertumbuh sekitar 7,1 persen dibandingkan periode 2019, dan ini juga mempresentasikan sekitar 55 persen daripada nominal PDB Indonesia yang sebesar Rp15.443 triliun,” jelasnya.
Selain itu, Arya membeberkan berbagai capaian kementeriannya di era kepemimpinan Erick Thohir. Salah satunya dalam merestrukturisasi perusahaan-perusahaan pelat merah yang mengalami krisis keuangan seperti PT Asuransi Jiwasraya (Persero).
“Jiwasraya yang dirampok besar-besaran kita restrukturisasi dan sekarang berhasil merestrukturisasi 94-96 persen dari para nasabah baik ritel bancassurance maupun nasabah korporasi,” tuturnya.
Selain Jiwasraya, perbaikan juga dilakukan di PT Asabri (Persero) yang mengalami kerugian investasi karena kasus korupsi.
Kemudian ada juga restrukturisasi PT Krakatau Steel (Persero) yang terlilit utang hingga Rp30 triliun hingga restrukturisasi kredit PT PTPN III (Persero) yang mencapai Rp44 triliun.