Managament PT Citilink Indonesia membantah postingan warganet yang menampilkan puluhan penumpang Citilink menumpuk di Bandara Juanda Surabaya karena menunggu pelayanan petugas untuk pengecekan tiket dan penyimpanan bagasi.
VP Corporate Secretary & CSR PT Citilink Indonesia, Diah Suryani, mengatakan penumpukan tersebut diakibatkan adanya alasan operasional, yaitu permasalahan pada provider penyedia jasa layanan ground handling Citilink, bukan karena adanya mogok kerja.
“Sehubungan dengan adanya informasi yang beredar mengenai keterlambatan penerbangan di Bandar Udara Internasional Juanda Surabaya, dapat kami sampaikan bahwa hal tersebut diakibatkan adanya alasan operasional, yaitu permasalahan pada provider penyedia jasa layanan ground handling Citilink. Informasi bahwa petugas Citilink mogok kerja adalah tidak benar. Saat ini penerbangan Citilink berjalan dengan normal,” tulis Diah, Ahad (6/3/2022).
Diah menerangkan, bagi penumpang yang terdampak, Citilink telah memberikan kompensasi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Dia menyampaikan bahwa Citilink terus berkoordinasi erat dengan provider layanan ground handling dan stakeholder terkait, untuk memastikan bahwa operasional penerbangan Citilink dapat terus berjalan dengan baik.
“Kami memohon maaf kepada seluruh penumpang atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan dan berkomitmen untuk terus memberikan layanan yang prima bagi seluruh penumpang,” kata Diah.
Citilink senantiasa mengutamakan aspek keselamatan serta keamanan penerbangan. Oleh karena itu pihaknya, selalu berupaya sejak dini dalam mengantisipasi hal-hal yang berpotensi mengganggu keselamatan dan keamanan penerbangan.
Sebelumnya, warganet membagikan postingan foto yang menampilkan puluhan penumpang maskapai Citilink menumpuk di Bandara Juanda Surabaya pada Minggu (6/3/2022) pagi. Antrean tersebut terjadi lantaran tak ada petugas yang melayani pengecekan tiket dan penyimpanan bagasi.
“Citilink dari (Bandara) Juanda petugasnya mogok kerja katanya. Hadeuh gmn nich, sekelas Citilink se-antre ini buat bagasi,” tulis seorang warganet @nnanot di Twitter, Minggu (6/3/2022).