ASPEK.ID, JAKARTA – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencanangkan program eksplorasi yang masif untuk mencapai produksi minyak 1 juta barel minyak per hari (BOPD).
SKK Migas juga menargetkan produksi gas 12 miliar standar kaki kubik gas per hari (BSCFD) pada 2030 mendatang.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan bahwa eksplorasi masih dapat ditingkatkan karena potensi cekungan minyak dan gas di Indonesia yang belum dibor sangat besar.
Di Indonesia terdapat 128 cekungan dimana 20 cekungan statusnya telah berproduksi, 27 cekungan statusnya penemuan belum produksi, 13 cekungan statusnya belum ada penemuan dan 68 cekungan belum dibor.
“Sebagian besar cekungan yang belum dibor tersebut berada di kawasan Timur Indonesia,” kata Dwi Soetjipto di Jakarta, Senin (16/11).
Berdasarkan data Badan Geologi Kementerian ESDM, terdapat 38 wilayah kerja migas yang direkomendasikan untuk dieksplorasi.
Dari 38 rekomendasi tersebut, terdapat 12 wilayah kerja migas konvensional yang memiliki potensi sumber daya migas, di antaranya Teluk Bone Utara, Misol Timur, Atsy, Mamberamo, Boka, Buru, Aru-Tanimbar Offshore, Biak, Wamena, Sahul, Selaru, dan Arafuru Selatan.
Pemerintah juga telah melaksanakan survei di beberapa blok tersebut dengan menggunakan data-data seismik 2D, Passive Seismic Tomography (PST), rembesan mikro, penelitian geologi dan geofisika, serta metode lainnya untuk mengetahui potensi migas di wilayah kerja tersebut.
Sementara itu, Kepala Divisi Perencanaan Eksplorasi Shinta Damayanti menjelaskan sebanyak 16 sumur eksplorasi dengan potensi cadangan migas besar akan dibor selama periode 2021-2022.
Dari ke-16 sumur tersebut, 12 sumur akan dibor pada tahun 2021 dan sisanya pada periode 2022.
Rincian 16 sumur eksplorasi dengan potensi besar yang dibor dua tahun mendatang sebagai berikut, 3 sumur berlokasi di Aceh-Sumatera Utara (Parang-Parang, Timpan, Rencong), 1 sumur di Sumatera Tengah (Secanggang), 2 di Sumatera Selatan (Jangga, NEB), 5 di Kalimantan Timur (Hiu Merah, Maha, SSD, Yuki, Konta) dan 5 di Indonesia bagian timur (Kaleyo, Lofin, Opior, Omah, Takdir).