Tahun 2021 merupakan tahun yang penuh tantangan bagi sektor usaha jalan tol. Pandemi COVID-19 yang masih berlangsung mengakibatkan Pemerintah mengambil berbagai kebijakan dalam upaya menekan penyebaran virus COVID-19 di Indonesia, yang berdampak pada turunnya mobilitas masyarakat dan arus lalu lintas pada ruas-ruas tol di Indonesia.
Managemen PT Waskita Toll Road mengatakan di tengah ketidakpastian, PT Waskita Toll Road (WTR) terus mencari solusi agar perusahaan tetap dapat meningkatkan kinerjanya.
Di tahun 2021, fokus WTR selain menyelesaikan konstruksi dan mengoperasikan jalan tol, hal yang utama di tahun 2021 adalah melakukan divestasi kepemilikan saham di beberapa ruas tol sebagai bentuk pelaksanaan asset recycling dan mencari alternatif pendanaan untuk memperbaiki kondisi keuangan perusahaan.
Hingga akhir Desember 2021, WTR memiliki saham pada 12 Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) yang mengelola sejumlah ruas tol di Pulau Jawa dan Sumatera, dengan total panjang mencapai 653,69 Km.
Sejak berdiri pada tahun 2014 sampai 2019, WTR telah berhasil menorehkan prestasi tertinggi sebagai developer jalan tol dengan kepemilikan saham di 18 ruas tol dengan total panjang lebih dari 1.018 km yang tersebar di wilayah Pulau Jawa dan Sumatera.
Melalui kehadiran ruas-ruas tol tersebut, WTR turut berkontribusi dalam membangun infrastruktur jalan tol untuk meningkatkan konektivitas masyarakat di Indonesia.
Sebagai developer jalan tol, divestasi merupakan salah satu agenda utama WTR di tahun 2021, dimana WTR telah berhasil mendivestasi 4 ruas tol yang dimiliki dengan dengan total penerimaan sebesar Rp 6,84 Triliun.
Adapun proses divestasi ruas tol Cimanggis -Cibitung saat ini telah mencapai kesepakatan divestasi bersyarat dan diharapkan perjanjian divestasi final akan terlaksana pada triwulan 1 2022.
Kepemilikan saham WTR yang telah divestasi adalah pada ruas ruas Medan – Kualanamu – Tebing Tinggi, Semarang – Batang, Cinere – Serpong, dan Cibitung – Cilincing, dengan total panjang ruas mencapai 181,6 Km. Sebelumnya, pada tahun 2019 WTR telah mendivestasi 2 ruas tol yang dimiliki, yaitu ruas Solo – Ngawi dan Ngawi – Kertosono dengan total panjang 198,63 Km dengan nilai penerimaan sebesar Rp 2,4 triliun.
Dana yang diperoleh dari divestasi di tahun 2021 digunakan untuk mendukung proses restrukturisasi PT Waskita Karya (Persero) Tbk selaku induk perusahaan WTR. Selain itu, keberhasilan WTR dalam mendivestasi ruas-ruas tolnya menjadi bukti kepada publik bahwa ruas tol milik WTR memiliki value dan nilai jual yang baik.
Selain divestasi, beberapa pendanaan alternatif juga didapatkan oleh WTR, yaitu dengan melakukan restrukturisasi dan relaksasi kredit investasi dengan sindikasi bank pada sejumlah BUJT yang dimiliki, diantaranya PT Pejagan Pemalang Toll Road (PPTR), PT Kresna Kusuma Dyandra Marga (KKDM), PT Waskita Bumi Wira (WBW), PT Trans Jabar Tol (TJT), PT Cimanggis Cibitung Tollways (CCT), serta PT Pemalang Batang Tol Road (PBTR).
Melalui restrukturisasi dan relaksasi kredit yang dilakukan, WTR beserta BUJT yang dimiliki dapat memperbaiki kondisi cashflow di tengah kondisi pandemi yang mempengaruhi bisnis jalan tol akibat berkurangnya mobilitas masyarakat.
Pada tahun sebelumnya, WTR berhasil mendapatkan pendanaan melalui penjualan Reksa Dana Penyertaan Terbatas (RDPT) Infrastruktur bagi PT Kresna Kusuma Dyandra Marga (KKDM) kepada Reksadana. WTR mendapatkan proceed sebesar Rp 500 miliar atas transaksi RDPT ini. Melalui transaksi ini WTR mengalihkan kepemilikan sahamnya kepada RDPT dengan persentase sebesar 30%.
WTR juga telah berhasil mengoperasikan jalan tol baru di tahun 2021, diantaranya dengan meresmikan GT (Gerbang Tol) Kramasan pada ruas Kayu Agung – Palembang – Betung (Kapal Betung), GT Pisangan yang merupakan koneksi ruas tol Bekasi – Cawang – Kampung Melayu (Becakayu) dan Wiyoto Wiyono, Simpang Susun (SS) Pekalongan pada ruas Pemalang – Batang, serta ruas Cinere – Serpong Seksi I (Serpong – Pamulang) dan Cibitung – Cilincing Seksi I (Junction Cibitung – Interchange Telaga Asih) sebelum didivestasi di tahun ini.
Pengoperasian jalan tol baru tentunya dapat memberikan manfaat baik bagi masyarakat sekitar maupun luar daerah yang akan berkunjung. Dari 12 ruas tol yang dimiliki saat ini, sebanyak tiga (3) ruas tol telah beroperasi secara penuh yaitu ruas Kanci – Pejagan, Pejagan – Pemalang, dan Pemalang – Batang.
Sementara itu, terdapat 7 ruas tol yang masih beroperasi sebagian, yaitu ruas Pasuruan – Probolinggo,Cimanggis – Cibitung, Bekasi – Cawang – Kampung Melayu, Ruas Ciawi – Sukabumi, Depok – Antasari, Krian – Legundi – Bunder – Manyar, dan Kayu Agung – Palembang – Betung. Terdapat pula dua (2) ruas tol yang masih dalam tahap konstruksi yaitu ruas Cileunyi – Sumedang -Dawuan dan ruas Kuala Tanjung – Tebing Tinggi – Parapat.
Selain itu, WTR senantiasa konsisten melakukan upaya peningkatan kualitas pelayanan kepada para stakeholder dan penerapan Good Corporate Governance (GCG). Salah satunya dengan keberhasilan WTR mendapatkan sertifikat ISO 37001:2016 terkait Sistem Manajemen Anti Penyuapan pada Ruang Lingkup Pengadaan Barang dan Jasa.
Selain itu, pada tahun 2021 WTR juga berhasil mendapatkan sertifikasi ISO 39001:2012 tentang Sistem Manajemen Keselamatan Lalu Lintas. Perolehan dua Sertifikat ISO tersebut melengkapi beberapa sertifikasi ISO lainnya yang telah dimiliki, yaitu ISO 9001:2015 tentang Sistem Manajemen Mutu, ISO 14001:2015 tentang Sistem Manajemen Lingkungan, dan ISO 45001:2018 tentang Sistem Manajemen K3.
Dengan diperolehnya ISO 37001:2016 ini diharapkan penerapan GCG di lingkungan PT Waskita Toll Road dapat berjalan semakin baik sehingga dapat meningkatkan kualitas kerja dan pelayanan kepada para stakeholder.
Adapun dengan diperolehnya ISO 39001:2012 diharapkan penerapan manajemen keselamatan lalu lintas di ruas-ruas tol milik WTR dapat semakin baik dan memberikan rasa aman bagi para pengguna jalan.