ASPEK.ID, JAKARTA – Menteri BUMN Erick Thohir menargetkan pendapatan dari konsolidasi rumah sakit BUMN sekitar Rp 8 triliun. Saat ini, potensi pendapatan baru mencapai Rp 5,6 triliun dengan Ebitda Rp 510 miliar.
“Kalau secara revenue diawali hampir Rp5,6 triliun dengan EBITDA Rp510 miliar. Tapi ini kan belum konsolidasi dan maksimal. Diharapkan ke depan bisa kurang lebih Rp8 triliun,” kata Erick Thohir di sela-sela 1st IHC (Indonesia Healthcare Corporation) Medical Forum di Jakarta, Senin (10/2).
Erick juga menambahkan bahwa kalau nanti dikonsolidasikan, maka aka nada 64 rumah sakit dengan total 6.500 tempat tidur. Erick mendorong rumah sakit BUMN yang tergabung dalam satu holding itu harus menjadi ahli di bidangnya.
“Pesannya adalah bagaimana dengan konsolidasi rumah sakit-rumah sakit ini yang tadinya rumah sakit ini dimiliki oleh perusahaan-perusahaan yang tidak fokus ke dunia kesehatan, sekarang jadi fokus di kesehatan,”jelasnya.
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan tujuan penggabungan sejumlah RS BUMN adalah untuk menjadi pemimpin pasar (market leader) dalam bisnis rumah sakit di Indonesia.
Dengan adanya penggabungan rumah sakit dan dipimpin oleh holding company yang memiliki fokus di bidang itu, rumah sakit-rumah sakit milik BUMN dapat dikelola lebih profesional.
Indonesia Healthcare Corporation (IHC) sendiri merupakan Holding Rumah Sakit BUMN yang dibentuk pada 22 Maret 2017.
Dengan penunjukan Pertamedika sebagai operatornya, IHC bersinergi dengan seluruh anggota yang terdiri dari 65 rumah sakit BUMN yang tersebar dari Sabang sampai Merauke.
Potensi kekuatan sinergi RS BUMN mempunyai nilai lebih dalam banyak hal, terutama dalam segi rantai pasokan dan penguatan pasar.
Erick mengatakan rumah sakit yang akan berkonsolidasi pada tahap pertama adalah rumah sakit milik Pertamina dan milik Pelni. Setelah itu, barulah konsolidasi dilakukan untuk rumah sakit PTPN, Pelindo dan lainnya.
“Tapi hari ini untuk operasionalnya tidak menunggu kepemilikan, sudah mulai disinergikan operasionalnya. Holding ini penting sekali tercipta untuk bisa memapping konsolidasi ini ke depannya perlu apa saja,” imbuhnya.
Sebelumnya Erick juga mengatakan, Kementerian BUMN membentuk holding rumah sakit karena BUMN-BUMN yang fokus ke bisnis intinya juga membangun rumah sakit sehingga rumah sakit tersebut tidak memberikan pelayanan yang baik.
Erick mengatakan rencana pembentukan holding rumah sakit ini akan menjadi konsolidasi yang baik dan bisnis yang dapat progresif serta bersaing.
“Rumah sakit yang tergabung dalam holding tersebut juga akan ditingkatkan baik itu dari segi pelayanan maupun dari segi keahlian SDM-nya,” kata dia.