Pandemi Covid-19 telah membuat sejumlah perusahaan merugi bahkan bangkrut, tidak sedikit juga yang memangkas jumlah pekerjanya.
Dampak pandemi Covid-19 ini juga sangat berdampak pada industri penerbangan. Diantaranya adalah perusahaan plat merah milik Indonesia yakni Garuda Indonesia yang menawarkan pensiun dini untuk karyawannya.
Pada 14 Juli 2020, 400 karyawan Garuda Indonesia sudah menerima tawaran pensiun dini dari manajemen perusahaan.
“Secara sukarela menerima program pensiun dini,” kata Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi BUMN DPR di Jakata, Selasa (14/7/2020).
Irfan menyebutkan, sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku, karyawan yang diberi tawaran pensiun dini adalah mereka yang sudah berusia 45 tahun ke atas dan memberikan hak-hak terhadap karyawan, seperti pesangon.
Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra, dalam keterangannya mengatakan bahwa tahun 2021 merupakan tahun tersulit bagi perusahaan yang kini dipimpinnya itu.
Irfan mengakui, tahun ini lebih berat ketimbang tahun 2020 meski tahun 2021 baru dijalani selama 5 bulan.
“Fakta yang ada, sampai hari ini, utang kita mencapai Rp 70 triliun. Dan setiap bulan, kita menambah utang lebih dari Rp 1 triliun,” kata Irfan dalam keterangannya yang diterima Aspek.id, Jumat (21/5/2021).
Irfan menambahkan, jumlah pendapatan yang diperoleh Garuda saat ini jauh lebih kecil daripada jumlah yang harus dibayarkan, sebesar Rp 1 triliun.
“Kalau hari ini kita masih bertahan, itu karena ada lebih dari Rp 1 triliun yang tidak kita bayarkan kepada pihak-pihak di luar Garuda. Setiap bulan kita mengalami kerugian lebih dari Rp 1 triliun,” jelasnya.
Bulan Mei dikatakan Irfan merupakan bulan yang nampaknya menjadi bulan terburuk di tahun 2021 karena pendapatan Garuda diprediksi hanya USD 56 juta, sedangkan untuk bayar sewa pesawat saja jumlahnya USD 56 juta
“Maintenance USD 20 juta, pegawai USD 20 juta. Jadi secara cash, kita sudah negatif, secara modal kita juga sudah minus Rp 41 triliun,” tambahnya.
“Sejarah 72 tahun perusahaan ini tentu menjadi pertaruhan besar, dan kita tidak boleh sia-siakan. Jika ada yang mau disalahkan, salahkan saya, jangan salahkan orang lain, karena saya pimpinannya,” ucap Irfan.
Selain maskapai Garuda Indonesia, maksapai Sriwijaya Air juga menawarkan pegawainya mengundurkan diri. Perusahaan pun sudah merumahkan karyawan sejak November tahun lalu. Manajemen berjanji akan memanggil lagi karyawan yang dirumahkan jika kondisi bisnis sudah membaik.
Namun sampai saat ini, pandemi masih melanda dan perusahaan meminta karyawannya untuk mengundurkan diri.
Berbeda dengan Garuda Indonesia dan Sriwijaya Air, maskapai Lion Air malah saat ini membuka lowongan pekerjaan.
Dalam postingan di akun instagram @recrutmentlionairgroup diinformasikan bahwa Lion Air membuka peluang untuk menjadi pramugara dan pramugari untuk warga Indonesia dengan syarat minimal tamatan SMA dan sederajat.
Selain itu Lion Air membuka lowongan pekerjaan sebagai mekanik pesawat yang masa pendaftarannya akan berakhir pada 31 Mei 2021.
Lion Air juga sedang membuka lowongan kerja untuk posisi staf di Lion Air Group, staf umum dan tehnik serta sejumlah lowongan lain di PIC Batam Aero Technic.





















