ASPEK.ID, JAKARTA – Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) saat ini sedang memproses sejumlah holding BUMN. Holding dapat diartikan pengelompokan atau perampingan sejumlah BUMN yang bergerak di sektor yang sama.
Deputi Bidang Pertambangan, Industri Strategis dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno mengatakan, pembentukan holding yang paling cepat di bawah naungannya adal industri pertahanan.
“Kalau tempat saya pertahanan, belakangnya media,” kata Fajar di Kantor Pusat Pertamina Jakarta dilansir Detik, Kamis (29/8/2019).
Fajar tak menyebut secara rinci kapan holding ini terbentuk. Disebutkan, Menteri BUMN Rini Soemarno sudah mengirim surat ke Kementerian Keuangan untuk membuat holding ini.
“Lagi diajukan, kan lagi dibahas dengan Kementerian Keuangan, surat Bu Menteri sudah ke sana,” jelasnya.
Dirincikan, holding industri pertahanan ini terdiri dari PT Pindad, PT PAL, PT Dahana, PT Dirgantara Indonesia (PTDI), PT LEN Industri, PT INTI dan PT Industri Nuklir Indonesia (Inuki).
Konsep holding sendiri sudah diwacanakan sejak tahun 1998 lalu. Konsep holding BUMN dinilai akan menciptakan BUMN yang kuat dan akan semakin fokus mengembangkan bisnisnya dari hulu ke hilir.