ASPEK.ID, JAKARTA P- Komisaris Independen Garuda Indonesia Peter F Gontha memuji hebat Manjemen Lion Air yang memberikan gaji pilot Rp14 juta. Pujian juga dialamatkan ke Manajemen AirAsia yang memberi gaji maksimal Rp30 juta. Jika para pilot keberatan, manajemen memberi pilihan silakan berhenti bekerja.
“Langkah dua maskapai ini untuk menyelamatkan perusahaan, untuk kepentingan yang lebih besar, agar perusahaan bisa jalan terus karena pegawai bukan hanya pilot. Memang perlu kepemimpinan yang tegas,” kata Peter di FB, Selasa (18/5/2021).
Selama seminggu ini, Komisaris Independen Garuda Indonesia rajin menyerang Garuda dengan alasan untuk menyelamatkan maskapai nasional ini. Bahkan Komisaris Utama Garuda Indonesia Triawan Munaf meminta Peter untuk ‘cool down’ terlebih dahulu.
Triawan menyatakan ‘cool down’ ini sambil melihat perkembangan dan langkah yang akan diambil pihak yang ikut bertanggung jawab dalam menyelamatkan Garuda Indonesia, perusahaan penerbangan pembawa lambang Negara RI.
“Saya setuju, dan mohon kesabaran publik untuk kepentingan semua pihak, dan akan kita lihat apakah benar BUMN yang bertanggung jawab dan direksi akan berkomunikasi dengan Dewan Komisaris yang mewakili para pemegang saham secara utuh dan tidak mengambil keputusan semena-mena tanpa berkonsultasi dengan Dewan Komisaris yang mempunyai tangung jawab renteng apabila perusahaan terpaksa gulung tikar,” ungkap Peter di medsos, Minggu (16/5/2021).
Peter menulis publik bersabar agar tidak ada pihak pihak yang melihat ini sebagai kesempatan untuk mengadu domba. Sementara niat kita bersama untuk menyelamatkan Garuda yang kita Banggakan ini!
“Saya janji bahwa, sebagai perusahaan Tbk, semua akan menjadi jelas dan terbuka bagi seluruh pemegang saham tanpa kecuali. Itu tugas kami sebagai wakil pemegang saham,” ungkapnya.
Sebelumnya, Peter menyatakan tidak bisa menahan diri untuk membuat status ini di medsos. Dirinya sudah tidak tahan menyebutkan kondisi Garuda Indonesia ibarat kanker sudah stadium 4, tapi penangannya masih seperti orang sakit flu.
Maka, dikatakannya sudah sepantasnya Menkeu Sri Mulyani gerah dan tidak mau lagi membantu perusahaan pelat merah ini lagi.
“Saya sedih karena, penanganan masalah finansialnya, apalagi adanya Covid-19, oleh pimpinan perusahaan dan pembuat keputusan di BUMN membuat saya menangis,” ungkap Peter di laman Facebook, Minggu (16/5/2021).
Peter menuturkan akan membuka kebobrokan yang terjadi seterang-terang nya karena semua pemegang saham terutama pemegang saham publik yang tidak bersuara berhak atas informasi yang lengkap.
“Mohon bersabar menunggu ya,” ajaknya.