ASPEK.ID, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan bahwa kontribusi APBN hanya 14% sampai 16% terhadap ekonomi Indonesia. Artinya, sisanya itu berada di peran sektor swasta sehingga swasta harus diberikan terlebih dahulu kalau ada peluang atau opportunity.
“Hati-hati jangan dikit-dikit diambil BUMN. Swasta dulu, kalau swasta tidak mampu mengerjakan, artinya internal rate of return nya rendah silakan BUMN yang mengerjakan,” kata Presiden Jokowi dalam sambutannya pada acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2019 di Rafles Hotel, Jakarta, Kamis (28/11).
Tentu saja, lanjut Presiden, biasanya ada suntikan dari yang namanya PMN (Penambahan Modal Negara, red). Dia bisa karena disuntik PMN.
“Kalau swasta tidak mau, BUMN tidak mau, baru pemerintahlah lah yang harus mengerjakan. karena mungkin memang berada pada posisi yang tidak untung bener. Selalu saya sampaikan itu,” tegas Presiden.
Presiden juga mengajak semuanya harus bersyukur negara kita masih diberi pertumbuhan ekonomi di atas 5%. Bahkan kalau dibandingkan dengan negara-negara G20 kita ini masih di ranking yang ke-3.
“Lah kalau tidak, kita tidak bersyukur, artinya kita ini kufur nikmat. Kufur nikmat, tidak mensyukuri pertumbuhan di atas 5% tadi,” kata Presiden Jokowi.
Terhadap tekanan ekonomi global yang penuh ketidak pastian, menurut Presiden, ini adalah kenyataan harus kita carikan solusinya. Namun Presiden melihat masih banyak peluang-peluang yang bisa kita kerjakan dan apa yang harus kita kerjakan di luar fiskal dan moneter.
“Saya sudah jaga, moneter, keuangan, BI, OJK, fiskalnya silakan prudent (hati-hati), Menteri Keuangan. Saya mengerjakan diluar itu,” tutur Presiden Jokowi.