ASPEK.ID, JAKARTA – Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang kembali terpilih sebagai Presiden Republik Indonesia. Ia mengungkapkan jelang pelantikan Presiden 20 Oktober mendatang dirinya kerap ditanya nama-nama menteri yang akan masuk kabinet.
Jokowi pun menegaskan bahwa susunan kabinet merupakan hak prerogratif presiden. Saat ini, bursa nama calon menteri yang akan masuk ke kabinet Jokowi pun kian memanas, nama-nama yang diusulkan bermunculan dari berbagai kalangan.
Namun, hingga saat ini, susunan kabinet Jokowi-Maruf masih menjadi misteri.
Kali ini, Tim Litbang Aspek.id mencoba menganalisi sejumlah menteri yang layak dan berpotensi duduk sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian.
Sejauh ini berdasarkan isu berkembang, Menko Perekonomian Darmin Nasution diprediksi tidak akan lagi duduk di kursi Menko tersebut. Apalagi ada sejumlah kritikan yang diberikan dari berbagai kalangan terkait perekonomian Indonesia saat ini.
Seperti yang diungkapkan oleh Anggota DPR-RI Bambang Haryo dikutip dari Deliknews yang menyebutkan Menko Perekonomian, Darmin Nasution gagal mengkoordinir kementerian bidang perekonomian. Kementerian ekonomi sudah diberikan anggaran yang begitu besar, tetapi pertumbuhan ekonomi hanya berkisar antara 4,9% sampai 5,2%, yang mana target pertumbuhan ekonomi ini, semuanya dibawah target.
Padahal, target awal Presiden Jokowi, lanjut Bambang, setiap tahun pertumbuhan ekonomi adalah sekitar 8%, nyatanya dibawah itu.
Sementara itu dilansir dari Merdeka.com, Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Bhima Yudhistira menilai, posisi Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution juga harus dirombak. Darmin laik untuk diganti dengan sosok yang lebih energik dan tegas.
Ia respek dengan Darmin karena track record yang begitu panjang di dunia kebijakan ekonomi. Tapi perlu diakui 16 paket kebijakan butuh akselerasi implementasi karena gagal menstimulus perekonomian. Sosok Menko dirasa belum tegas. Ribut-ribut data pangan kemarin antara kementerian teknis juga menunjukkan lemahnya ketegasan Menko.
Sejumlah nama pengganti Darmin pun bermunculan baik di kalangan internal istana atau pun di luar istana.
Berikut kriteria dan sosok yang bisa dipertimbangkan untuk direkrut Jokowi sebagai Menko Perekonomian:
1. Airlangga Hartarto
Ketua Umum Golkar, Airlangga Hartarto disebut bakal menduduki kursi Menko Perekonomian dalam Kabinet Kerja Jilid II. Hal itu tertuang dalam susunan nama menteri pembantu Presiden Jokowi yang beredar luas.
Partai Golkar sudah menyodorkan beberapa nama sebagai kandidat untuk dimasukkan ke dalam jajaran menteri periode kedua kepemimpian Presiden Joko Widodo. Diketahui, nama yang diajukan berjumlah lima orang. Dan diisukan salah satu nama yang diajukan adalah Airlangga.
Dalam sebuah diskusi bertajuk evaluasi kinerja ekonomi nasional di Gedung DPR, Anggota Fraksi Golkar Mukhamad Misbakhun mengatakan bahwa Airlangga Hartarto lebih cocok untuk melakukan pembenahan sektor ekonomi.
Menurutnya, selain profesional, Airlangga juga sukses menjadi Menteri Perindustrian dengan meningkatkan investasi di sektor tersebut.
Menurutnya, tidak perlu ada dikotomi antar politisi, teknokrat maupun akademisi. Ia kira Airlangga sosok yang cocok untuk Menko Perekonomian.
2. Agus D.W. Martowardojo
Agus dinilai oleh sejumlah kalangan layak untuk menjadi Menko Perkonomian. Perjalanan karir Agus Marto disebut cukup komplet dan memahami betul seluk beluk perekonomian nasional. Mulai dari sektor riil hingga fiskal atau keuangan negara. Ia juga pernah menjadi bankir.
Dia juga dinilai paham mengenai pembiayaan secara intensif di dunia usaha. Nilai tambah lain bagi Agus Marto adalah dia pernah menjabat sebagai ketua FKSSK. Posisi yang tidak mudah untuk menjadi ketua FKSSK yang menjadi tameng Indonesia dari krisis ekonomi.
Agus pernah menjabat sebagai Gubernur Bank Indonesia yang ke-16 pada tanggal 24 Mei 2013 sesuai dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 45/P tahun 2013, untuk periode lima tahun yang berakhir pada 2018.
Sebelum menjadi Gubernur Bank Indonesia, Agus adalah Menteri Keuangan yang ke-27 dalam Kabinet Indonesia Bersatu II, menggantikan Sri Mulyani Indrawati sejak 19 Mei 2010 hingga 19 April 2013.
Sebelum menjabat sebagai Menteri Keuangan, Agus D.W. Martowardojo memegang posisi kunci di beberapa bank terkemuka di Indonesia.
Pernah menjabat sebagai Presiden Direktur dan CEO Bank Mandiri (2005–2010), Direktur Utama Bank Permata (2002-2005), penasihat Ketua Badan Penyehatan Perbankan Nasional (2002), Managing Director Bank Mandiri (1999–2002), Direktur Utama PT. Bank Exim Indonesia (1998–1999), dan Presiden Direktur Bank Bumiputera (1995–1998).
Di awal kariernya, Agus Dermawan Wintarto Martowardojo bergabung dengan Bank Niaga (1986–1994) dan Bank of America (1984–1986). Agus D.W. Martowardojo juga memimpin Dewan Penasehat Asosiasi Bank Indonesia sejak 2009.
Agus D.W. Martowardojo juga merupakan ketua Dewan Pengurus International Islamic Liquidity Management (2016) dan menjabat sebagai ketua Islamic Financial Services Board (2015). Agus D.W. Martowardojo juga pernah memimpin Perhimpunan Bank Nasional dan Ikatan Bankir Indonesia.
3. Mirza Adityaswara
Mirza sebelumnya pada 2014 lalu pernah dipanggil Jokowi ke Istana saat penyusunan kabinet, meskipun kemudian namanya tidak masuk dalam jajaran kabinet Jokowi saat itu.
Isu yang beredar kini, namanya masuk dalam jajaran nama yang dipertimbangkan oleh Presiden untuk duduk di Menko Perekonomian.
Mirza adalah seorang ekomom dan bankir, ia menjabat sebagai Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia. Dan mengawali kariernya sebagai bankir dengan bekerja pada Bank Sumitomo di Jakarta.
Setelah bekerja selama lebih kurang empat tahun ia lalu pindah ke Bank PDFCI yang dilakoninya selama lebih kurang setahun hingga 1994. Setelah mendapatkan gelar master pada tahun 1995, ia bekerja di berbagai perusahaan sekuritas baik perusahaan asing maupun nasional.
4. Prof Muhammad Ikhsan
Prof Muhammad Ikhsan merupakan tim ahli Wakil Presiden dan ia juga pernah menjadi Komisaris PGN sebelum perombakan yang dilakukan oleh Menteri Rini dalam RUPSLB kemarin.
Ia dinilai layak untuk menjadi Menko Perekonomian dengan melihat sepak terjangnya selama ini.
Selain tim ahli Wapres, ia dikenal sebagai guru besar di bidang ekonomi. Keilmuannya di bidang tersebut dinilai layak dengan kondisi ekonomi Indonesia saat ini.
5. Rini Soemarno
Menteri BUMN ini juga dinilai layak untuk menduduki posisi Menko Perekonomian. Pengamat ekonomi Universitas Paramadina Jakarta Else Fernanda Meizon menilai mantan Menteri Perindusrian dan Perdagangan Rini M Soemarno berpeluang besar menjadi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian pemerintahan mendatang.
Menurut Fernanda, Rini adalah figur senior berkapasitas mumpuni, berpengalaman luas dan dekat dengan elite parpol pengusung Joko Widodo dan Jusuf Kalla.
Ia menjelaskan Rini memiliki latar belakang pendidikan ekonomi dari Amerika Serikat dan berpengalaman lengkap di sektor swasta serta pemerintahan pada era pemerintahan Megawati Soekarnoputri.
Ia juga dinilai berpengalaman yang lengkap tersebut, Rini mampu membuat keputusan yang tepat dan cermat serta memiliki hubungan personal yang cukup dekat dengan PDIP, terutama Ketua Umum Megawati Soekarnoputri.