Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Nilai impor Indonesia April 2022 mencapai US$19,76 miliar, turun 10,01 persen dibandingkan nilai impor Maret 2022 atau naik 21,97 persen dibandingkan nilai impor April 2021.
Impor migas April 2022 senilai US$3,81 miliar, naik 9,21 persen dibandingkan nilai impor Maret 2022 atau naik 88,48 persen dibandingkan nilai impor April 2021.
Impor nonmigas April 2022 senilai US$15,95 miliar, turun 13,65 persen dibandingkan nilai impor Maret 2022 atau naik 12,47 persen dibandingkan nilai impor April 2021.
Penurunan impor golongan barang nonmigas terbesar April 2022 dibandingkan nilai impor Maret 2022 adalah pada golongan mesin/peralatan mekanis dan bagiannya yaitu sebesar US$483,4 juta (17,68 persen). Sebaliknya peningkatan terbesar adalah pada golongan sayuran yaitu sebesar US$63,6 juta (111,83 persen).
Tiga negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Januari–April 2022 adalah Tiongkok yaitu sebesar US$20,90 miliar (32,58 persen), Jepang yaitu sebesar US$5,63 miliar (8,77 persen), dan Thailand yaitu sebesar US$4,01 miliar (6,24 persen). Impor nonmigas dari ASEAN yaitu sebesar US$11,42 miliar (17,81 persen) dan Uni Eropa sebesar US$3,63 miliar (5,66 persen).
Menurut golongan penggunaan barang, nilai impor Januari–April 2022 terhadap periode yang sama tahun sebelumnya terjadi peningkatan pada barang konsumsi yaitu sebesar US$548,8 juta (9,55 persen), bahan baku/penolong sebesar US$14.102,9 juta (31,26 persen), dan barang modal sebesar US$2.337,4 juta (26,78 persen).
Neraca perdagangan Indonesia April 2022 mengalami surplus US$7,56 miliar terutama berasal dari sektor nonmigas sebesar US$9,94 miliar. Sementara di sektor migas terjadi defisit US$2,38 miliar.