Pengemudi ojol meminta biaya sewa aplikasi dikurangi menyusul kenaikan tarif ojol mulai Minggu (11/9/2022) pukul 00.00. Rencana Kemenhub yang menaikkan tarif ojol memantik perhatian sejumlah pengemudi ojol di Kota Bogor.
Kenaikan tarif ini tidak dibarengi pengurangan biaya sewa aplikasi signifikan. Pengemudi ojol menilai pemasukannya akan sama saja atau tidak mengalami perubahan.
“Kalau tarif dinaikkan tapi pemotongan biaya sewa aplikasi masih tinggi, tetap saja pendapatan kami masih sedikit,” kata Koordinator Komunitas Lodaya Kota Bogor, Fetty, Jumat, (9/9/2022).
Selama ini, jelasnya, biaya sewa aplikasi yang dibebankan kepada pengemudi ojek online di angka 20%. Fakta di lapangan, jumlah itu bisa melebihi dari angka yang sudah ditetapkan.
“Ketika penumpang bayar Rp 14.000, kita dapatnya cuma Rp 8.000, sisanya dipotong biaya sewa aplikasi,” ujarnya disadur dari beritasatu.
Sementara, secara aturan harus potongan 20%.
“Kalau cuma nerima Rp 8.000 itu kan jauh dari 20%,” jelasnya.
pengemudi ojek online lain Dian mengaku keberatan dengan kenaikan harga BBM bersubsidi. Di tengah belum pulihnya kondisi penumpang yang didapat setiap hari, ia khawatir kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) berpengaruh terhadap jumlah penumpang.
“Orderan saat ini lagi susah dan belum normal. Apalagi setelah BBM naik, makin susah juga,” keluhnya.
“Sehari, Kita dapat 10 penumpang itu sudah bagus. Tapi itu susah dan jarang. Semuanya, entah itu aplikator Grab maupun Gojek, sama semua,” tandasnya.
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menaikkan tarif sekitar 8%-13%. Ada satu komponen tarif yang dikurangi, yaitu biaya sewa pengguna aplikasi, dari 20% menjadi 15%.