ASPEK.ID – Lembaga Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) kini didera krisis keuangan. PBB dikabarkan mengalami defisit hingga US$ 320 juta.
Dilansir dari AFP, pada sebuah surat yang ditujukan untuk 37.000 karyawannya, Sekjen PBB Antonio Guterres menulis pihaknya akan segera melakukan langkah penghematan. “Ini demi memastikan gaji dan hak karyawan dibayarkan,” tulisnya dalam surat itu sebagaimana.
Laporan dari Channel News Asia, defisit ini terjadi karena banyak anggota menunggak dalam pembayaran iuran PBB. Bahkan uang yang tersedia, kini hanya mampu membiayai operasional lembaga hingga akhir Oktober.
Ada 81 negara yang lalai dan masih berutang pada lembaga dunia ini. Negara-negara itu rata-rata hanya membayar 70 persen dari iuran yang sudah ditetapkan. Negara-Negara tersebut rata-rata tengah berada di dalam konflik. Kebanyakan berasal dari Timur Tengah, Afrika, dan Amerika Latin.
Sebagai informasi, Anggaran operasi PBB pada 2018-2019 mendekati US$ 5,4 miliar. Dari situ, Amerika Serikat berkontribusi sekitar 22%.