Pemerintah berupaya mendorong keterwakilan perempuan dan kesetaraan gender di berbagai bidang. Namun, kesetaraan gender di dunia kerja masih jauh panggang dari api.
Beberapa lingkungan pekerjaan masih memandang perempuan tidak punya kecakapan dalam mengemban suatu posisi atau menduduki level jabatan tertentu.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan, di lingkungan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) saja, pejabat eselon I perempuan saat ini baru berkisar 16-17%.
“Di Kemenkeu (pejabat) eselon 1-nya 16-17%, itu pun sudah termasuk staf khusus. Kalau pure eselon 1 yang berasal dari jenjang karir cuma punya 2 (orang),” ujarnya dalam diskusi virtual, dikutip Selasa (8/3/2022).
Kini perekrutan pegawai di Kemenkeu porsi pegawai laki-laki dan perempuan sama besar, yaitu 50:50. Sebelumnya, pegawai perempuan lebih sedikit, namun kini jumlahnya terus bertambah.
Menurut Sri, perempuan memiliki kompleksitas dalam mengejar karirnya karena dihujani pilihan dan pertanyaan pilihan antara karir, pendidikan atau keluarga.
Padahal, tak jarang prestasi akademik perempuan lebih tinggi dibanding laki-laki. Namun, begitu meniti karir, terdapat banyak pilihan yang harus ditentukan.
Oleh karena itu, penerapan sistem merit dalam penentuan jenjang karir seseorang harus dilakukan secara menyeluruh, terutama pada perempuan, yang lebih banyak mengalami diskriminasi dalam pekerjaan.