ASPEK.ID, JAKARTA – PT Pertamina (Persero) saat ini sedang bersiap menawarkan kepemilikan saham di beberapa blok migas raksasa salah satunya adalah blok Rokan yang kini merupakan blok dengan produksi minyak terbesar kedua di Indonesia.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan bahwa pelepasan saham ini dilakukan untuk meningkatkan produksi di blok-blok tersebut serta mengukur kemampuan perusahaan dalam hal pendanaan.
“Saat ini, kami masih memfinalisasi blok-blok migas yang akan ditawarkan ke perusahaan migas lain yang pastinya memiliki jejak rekam dalam pengelolaan blok migas di skala global,” kata Nicke Widyawati dilansir laman CNBC saat dijumpai di Konvensi IPA ke-43, Rabu (4/9).
Ia menjelaskan, langkah ini pada dasarnya merupakan praktik wajar yang dilakukan perusahaan migas di dunia. Selama ini, perusahaan migas rata-rata memiliki mitra di 80% dari total blok migas yang dimilikinya. Sementara Pertamina baru bermitra untuk pengelolaan 30% blok migasnya.
Salah satu wilayah kerja yang siap dan sedang mencari mitra untuk dikelola bersama adalah blok Rokan yang ada di Pulau Sumatera. Saham tersebut akan mulai dilepas pada akhir tahun ini.
Perusahaan memang diwajibkan untuk menggandeng mitra Blok Rokan sesuai dengan Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) No 1923K/10/MEM/2018 tentang persetujuan pengelolaan dan penetapan bentuk dan ketentuan-ketentuan pokok kontrak kerja sama (production sharing contract/PSC) di Blok Rokan.
Berdasarkan data Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) sampai dengan semester I 2018, rata-rata produksi minyak Blok Rokan bisa mencapai 201.148 barel per hari (bph) atau 97 persen dari target 213.551 bph.
Pertamina (dahulu bernama Perusahaan Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Negara) atau nama resminya PT Pertamina (Persero) adalah sebuah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bertugas mengelola penambangan minyak dan gas bumi di Indonesia.
Pada semester 1-2019, Pertamina berhasil mencetak laba bersih sebesar US$660 juta atau setara Rp 9,4 triliun pada semester 1-2019, atau meningkat sebesar 112% jika dibandingkan periode sebelumnya sebesar US$311 juta (Rp 4,4 triliun).
Masuknya Pertamina ke dalam daftar Fortune Global 500 yaitu pada peringkat 175 turut membuktikan pencapaian tinggi Pertamina saat ini. Peringkat ini lompat 78 peringkat dibandingkan tahun sebelumnya yang ada di peringkat 253.