ASPEK.ID, JAKARTA – Proyek pembangunan High Speed Rail atau HSR yang menghubungkan Malaysia dan Singapura akhirnya dihentikan. Atas penghentian proyek tersebut, Kuala Lumpur akan membayar kompensasi atas dana yang sudah dikeluarkan.
Sebagaimana dilansir dari Reuters, proyek kereta cepat antara dua negara ini sudah lama tertunda, pasca terpilihnya Mahathir Mohamad sebagai Perdana Menteri (PM) Malaysia.
Proyek tersebut ditunda karena Mahathir ingin memperketat keuangan Malaysia, terutama oroyek-proyek besar milik pendahulunya, Najib Razak yang terjerat skandal korupsi 1MDB.
Proyek dengan jalur rel sepanjang 350 kilometer ini awalnya diharapkan bisa memangkas waktu tempuh Singapura-Kuala Lumpur dari 4 jam menjadi 90 menit.
Diumumkan pada 2013, pembangunan ini diperkirakan oleh para analis akan menghabiskan biaya US$ 17 miliar atau sekitar Rp 237 triliun (asumsi kurs Rp 13.937 per dolar AS).
Malaysia telah mengusulkan beberapa perubahan namun, kedua negara tidak menemui kesepakatan sebelum masa penangguhan berakhir pada 31 Desember.
Kondisi tersebut kemudian diumumkan Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin dan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong melalui sebuah pernyataan bersama.
“Kedua negara akan mematuhi kewajiban masing-masing, dan sekarang akan melanjutkan tindakan yang diperlukan, sebagai akibat dari penghentian perjanjian ini,” kata pernyataan resmi PM Muhyiddin.
Dilansir dari AFP, Malaysia kemungkinan harus membayar sekitar 500 juta ringgit (Rp 1,75 triliun) jika proyek dibatalkan, kata Mahathir saat masih menjadi PM. Pada 2018 ia memperkirakan proyek kereta super cepat ini akan merugikan Malaysia sekitar 110 miliar ringgit (Rp 385 triliun).