ASPEK.ID, JAKARTA – PT Angkasa Pura II (Persero) mendapatkan sebanyak 3 bandar udara tambahan yang akan dikelola oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini di tahun 2019.
Ketiga bandara tambahan yang akan dikelola Angkasa Pura II adalah Bandara HAS Hanandjoeddin di Tanjung Pandan, Belitung kemudian Bandara Fatmawati Soekarno di Bengkulu dan Bandara Radin Inten II di Lampung.
Pengelolaan bandara-bandara itu segera diserahkan ke Angkasa Pura II oleh Kementerian Perhubungan melalui skema Kerja Sama Pemanfaatan (KSP) aset Barang Milik Negara.
“Setelah tahun lalu Tjilik Riwut, pada tahun ini Kemenhub akan menyerahkan pengelolaan Bandara HAS Hanandjoeddin, Fatmawati Soekarno dan Radin Inten II ke Angkasa Pura II lewat skema KSP. Kami sangat berterima kasih kepada pemerintah yang mempercayakan AP II untuk mengelola empat bandara itu dengan skema KSP,” kata President Director Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin, Jum’at (11/10/2019).
Muhammad Awaluddin menambahkan bahwa Angkasa Pura II siap meningkatkan kinerja bandara tersebut hingga bisa berkontribusi optimal dan maksimal dalam mendukung pariwisata serta perekonomian daerah khususnya.
“Bandara-bandara itu memiliki infrastruktur di sisi darat dan udara yang cukup untuk saat ini dalam mengembangkan konektivitas transportasi udara. Namun, untuk meraih potensi pasar dan meningkatkan layanan, Angkasa Pura II akan melakukan berbagai pengembangan,” ujarnya.
PT Angkasa Pura II (Persero) merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang usaha pelayanan jasa kebandarudaraan dan pelayanan jasa terkait bandar udara di wilayah Indonesia bagian Barat.
AP II saat ini mengelola 16 Bandara yaitu Bandara Soekarno-Hatta (Jakarta), Halim Perdanakusuma (Jakarta), Kualanamu (Medan), Supadio (Pontianak), Minangkabau (Padang), Sultan Mahmud Badaruddin II (Palembang), Sultan Syarif Kasim II (Pekanbaru), Husein Sastranegara (Bandung), Sultan Iskandarmuda (Banda Aceh), Raja Haji Fisabilillah (Tanjungpinang), Sultan Thaha (Jambi), Depati Amir (Pangkal Pinang), Silangit (Tapanuli Utara), Banyuwangi (Jawa Timur), Kertajati (Jawa Barat) dan Tjilik Riwut (Palangkaraya).