ASPEK.ID, JAKARTA – Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki bertemu Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir di Kementerian BUMN di Jl. Medan Merdeka Selatan, Kamis (5/12/2019).
Kepada wartawan, Teten mengatakan salah satu agenda pertemuan itu untuk membahas pengembangan pusat perbelanjaan Sarinah yang berada di Thamrin, Jakarta Pusat sebagai showroom usaha mikro kecil menengah (UMKM).
“Kami melakukan koordinasi karena ada sinergi BUMN dengan program-program kami, terutama menyangkut pengelolaan Sarinah. Tadi kami membicarakan bagaimana Sarinah bisa menjadi showroom bagi semua produk UMKM Indonesia,” katanya.
Terkait konsepnya apakah ritel atau bebas cukai (duty free), Teten menyebut hal itu masih dalam kajian dan masih dalam pembahasan serta konsep bisnis Sarinah akan diubah.
Sarinah disebut akan menjadi sentra dan memudahkan pelancong mencari barang-barang UMKM karena kata Teten, pihaknya punya prioritas dari segi bisnis untuk mempromosikan produk UMKM dan Sarinah akan jadi center buat produk UMKM.
“Nanti konsepnya ritel atau bebas cukai (duty free) masih dikaji,” ujarnya.
Sarinah sendiri resmi didirikan pada 17 Agustus 1962 dengan nama PT Department Store Indonesia, dan resmi membuka pintunya kepada masyarakat pada 15 Agustus 1966.
Sebagai BUMN, Sarinah bertujuan untuk mewadahi kegiatan perdagangan ritel dan menjadi roda penggerak ekonomi Indonesia. Sepanjang keberadaannya, komitmen Sarinah tetap melekat pada kecintaan terhadap barang-barang produk dalam negeri dan dukungan terhadap usaha kecil.
Sarinah mewujudkan komitmen terhadap misi mendukung dan mendorong pembangunan ekonomi Indonesia melalui berbagai upaya untuk mempromosikan produk kerajinan lokal seperti batik. Pada 10 April 1979, Sarinah secara resmi berganti nama menjadi PT Sarinah (Persero).