ASPEK.ID, JAKARTA – Presiden Direktur Bank Central Asia (BCA), Jahja Setiaatmadja menjelaskan, 90% persen lebih produk yang dijual di e-commerce yang terdapat di Indonesia bukan produksi dalam negeri, melainkan produk impor.
Jahja menyatakan UMKM di luar negeri, seperti China, lebih siap memasuki ekosistem ekonomi digital yang sudah merambah pasar global.
Sementara UMKM di Indonesia, perlu banyak edukasi dan peningkatan kapasitas dalam produksi, SDM, maupun kualitas produk.
“E-commerce di Indonesia ini sudah banyak, ada Tokopedia, Bukalapak, Shopee, dan lain-lain. Kalau kita lihat 90% lebih produk dari mana? Bukan UMKM kita, ini yang menyedihkan. Itu import goods,” jelas Jahja dikutip dari Antara, Rabu (2/6/2021).
BCA mengadakan UMKM Fest pada Maret 2021 yang diikuti oleh 1.800 UMKM terpilih yang memiliki kesiapan produk yang berkualitas. Mereka dibantu untuk masuk ke dalam ekosistem digital berupa e-commerce berbasis website yang dibuat BCA.
Jahja menyebut sebagian besar pelaku UMKM yang mengikuti UMKM Fest tersebut masih perlu banyak bantuan dalam mempersiapkan produk mereka untuk masuk ke ekosistem digital.
“Yang melatarbelakangi adalah kurangnya digital knowledge dan skill. Memang generasi milenial ada yang berjualan melalui Instagram, Facebook. Ini lumayan, tapi persentase mereka dibandingkan UMKM konvensional masih sedikit,” ucapnya.