ASPEK.ID, JAKARTA – Salah satu anak usaha PT Pelindo II (Persero), PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) mencatat penurunan pendapatan sekaligus berbalik rugi pada bottom line.
Berdasarkan laporan keuangan per 31 Desember 2020 yang dikutip Selasa (18/5/2021), emiten bersandi IPCC ini mencatatkan pendapatan operasi Rp356,53 miliar turun 31,85 persen dibandingkan dengan 2019 yang sebesar Rp523,21 miliar.
Sementara beban pokok penjualan turut turun menjadi Rp280,82 miliar dari posisi 2019 yang sebesar Rp305,57 miliar.
Penurunan beban pokok penjualan ini tidak sepadan sehingga laba bruto perseroan tergerus menjadi hanya Rp75,71 miliar pada 2020 dibandingkan dengan 2019 yang sebesar Rp217,64 miliar.
Beban umum dan administrasi meningkat menjadi Rp86,23 miliar dari posisi 2019 yang sebesar Rp81,03 miliar.
Dengan demikian, perseroan mencetak rugi usaha sebesar Rp17,72 miliar dibandingkan dengan periode tahun sebelumnya yang tercatat laba usaha Rp129,09 miliar.
Selain itu, beban keuangan perseroan pada 2020 juga meningkat menjadi Rp51,12 miliar jauh dibandingkan dengan 2019 yang hanya Rp17,18 juta.
Dengan demikian, perseroan mencatatkan rugi tahun berjalan menjadi Rp23,77 miliar, padahal pada 2019 perseroan mencatatkan laba tahun berjalan sebesar Rp135,3 miliar
Di sisi lain, total liabilitas perseroan meningkat tajam menjadi Rp820,11 miliar dari posisi hanya Rp191,59 miliar. Hal ini akibat peningkatan pada liabilitas sewa jangka panjang yang sebesar Rp685,25 miliar sesuai aturan pencatatan keuangan OJK yang baru.
Adapun, total liabilitas jangka panjang perseroan tercatat Rp685,25 miliar. Sementara itu, total ekuitas perseroan tercatat Rp1 triliun turun tipis dari posisi 2019 yang sebesar Rp1,07 triliun.
Total aset emiten terminal kendaraan tersebut sebesar Rp1,82 triliun meningkat dari posisi 2019 yang sebesar Rp1,26 triliun. Dengan rincian total aset tidak lancar meningkat menjadi Rp1,22 triliun dari posisi Rp634,68 miliar. Ini akibat adanya penambahan pencatatan aset hak guna – neto sebesar Rp793,12 miliar
Sedangkan aset lancar turun tipis menjadi Rp599,96 miliar dari tahun 2019 yang sebesar Rp630,17 miliar. Sementara, posisi kas dan setara kas meningkat menjadi Rp519,65 miliar dari posisi 2019 yang sebesar Rp491,54 miliar.