ASPEK.ID, JAKARTA – Direktur Utama PT Angkasa Pura I atau AP I (Persero) Faik Fahmi menyatakan tetap melanjutkan proyek pengembangan bandara untuk mendukung konektivitas udara di wilayah tengah dan timur Indonesia.
Hal ini dikatakannya penting, demi mendukung tetap bergeraknya roda perekonomian daerah pada masa pandemi.
Terdapat empat proyek pengembangan bandara yang ditargetkan selesai pada 2021 ini, yaitu proyek pengembangan Bandara Sultan Hasanuddin Makassar, Bandara Juanda Surabaya, Bandara Lombok Praya, dan Bandara Sam Ratulangi Manado.
“Pengembangan bandara-bandara yang kami lakukan ini juga bertujuan untuk mendukung pengembangan destinasi wisata prioritas dan agenda strategis pemerintah. Selain itu kami juga berharap di masa mendatang dapat berkontribusi dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional dan pemulihan sektor pariwisata yang terdampak akibat pandemi Covid-19,” katanya melalui siaran pers, Sabtu (1/5/2021).
Hingga akhir April lalu, progress pengembangan terminal penumpang Bandara Lombok Praya telah mencapai 99 persen dan ditargetkan selesai 100 persen setelah Lebaran tengah Mei ini.
Nantinya total luas terminal penumpang menjadi 43.501 meter persegi dengan kapasitas sekitar 7 juta penumpang per tahun, bertambah 19.378 meter persegi dari luas eksisting yang hanya 24.123 meter persegi dengan kapasitas yang hanya dapat menampung 3,5 juta penumpang per tahun.
Pengembangan ini dilakukan untuk mendukung pengembangan kawasan ekonomi khusus (KEK) Mandalika yang akan menjadi lokasi penyelenggaraan MotoGP 2022.
Selain proyek perluasan terminal, Angkasa Pura I juga melakukan perpanjangan dan pengerasan landas pacu (runway)Bandara Internasional Lombok dari 2.750 meter menjadi 3.300 meter dan pengerasan runway meningkatkan nilai PCN dari 56 menjadi 64.
Dengan spesifikasi panjang runway dan tingkat PCN itu, maka runway Bandara Lombok Praya dapat mendukung operasional pesawat berbadan lebar (wide body) sekelas B777 dan pesawat kargo peserta MotoGP.
Proyek perpanjangan runway Bandara Lombok ditargetkan dapat selesai pada Mei 2021 setelah perluasan terminal penumpang rampung pada tengah Mei 2021.
Selain perpanjangan dan pengerasan runway, pada akhir 2020 lalu juga telah dimulai pembuatan rapid exit taxiway (RET), parallel taxiway timur dengan luas 865 meter x 23 meter, dan perluasan apron menjadi 136.300 meter persegi dari luas eksisting yang hanya 108.100 meter persegi.
Dengan apron seluas 136.300 meter persegi, maka apron dapat menampung 16 pesawat dengan konfigurasi 10 pesawat narrow body dan 6 pesawat wide body.
Di Bandara Lombok juga dilakukan pengembangan fasilitas kargo dan pembangunan waving gallery, serta perluasan parkir penumpang. Adapun, fasilitas kargo yang dikembangkan yaitu pembuatan jalan akses kargo sepanjang 1.500 meter dan perluasan pelataran kargo menjadi 6.000 meter persegi dari 3.566 meter persegi.
Pembuatan RET, parallel taxiway timur, perluasan apron, pemgembangan fasilitas kargo, pembangunan waving gallerry, dan perluasan parkir penumpang ditargetkan dapat beroperasi pada Juli 2021.
Sementara itu, progres pengembangan Bandara Sultan Hasanuddin Makassar hingga tengah April lalu mencapai 62,88 persen dan ditargetkan dapat selesai pada pertengahan 2021.






















