Oleh Iqbal Suliansyah, ST [Alumni Sekolah Pemikiran Pendiri Bangsa (SPPB) IX Megawati Institute]
Gagasan Geopolitik V hadir pada HUT Lemhannas ke -57 pada 19 Mei 2022. Orasi ilmiah yang dipaparkan Gubernur Lemhannas ke-17 ini menjelaskan Geopolitik 5.0 atau Geo V, dibaca five , namun juga bisa bermakna victory. Victory yang dimaksud adalah kemenangan menuju Indonesia emas 2045.
Indonesia emas 2045 menjadi momen penting karena bertepatan dengan 100 tahun Indonesia merdeka. Lemhanas sebagai penyelenggara pendidikan, penyiapan kader serta pemantapan pimpinan tingkat nasional mesti terus menyuarakan nilai-nilai kebangsaan yang bersumber dari Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Lemhannas tentunya memahami pentingnya proyeksi geopolitik untuk menguatkan Indonesia menjadi kekuatan regional di Tahun 2045 sehingga Narasi Geopolitik V fokus terhadap ranah demokrasi, ekonomi hijau, ekonomi biru, transformasi digital dan ibu kota Nusantara menjadi penting untuk terwujud.
Ranah demokrasi perlu menjadi perhatian serius. Demokrasi dalam kurun waktu 14 tahun terakhir menunjukkan rapor merah untuk Indonesia.Indeks demokrasi berdasarkan rilis Freedom House dan The Economist Intelligence Unit menjadi alasan demokrasi harus mendapat sentuhan yang tidak biasa. Rilis tersebut menyoroti kebebasan sipil dan hak politik.
Amnesty International menilai turun drastisnya demokrasi disumbang oleh semangat nasionalisme yang berlebihan dari negara, semakin kuat politik moralitas dan akar rumput, serta lemahnya gerakan sosial.
Merosotnya demokrasi diperparah dengan pelemahan lembaga seperti Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan sumbangan konglomerasi media,
Green Economy atau sering dikenal dengan ekonomi hijau mengutip United Nations Environment Programme (UNEP) adalah ekonomi yang rendah karbon, hemat sumber daya dan tentunya inklusif secara sosial. Pertumbuhan ekonomi dengan menggunakan konsep ekonomi hijau bisa sejalan dengan pembangunan berkelanjutan atau sustainability development. Mengingat pertumbuhan penduduk yang cepat dan berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi dan konsumsi sumber daya alam.
Ekonomi biru dalam laporan World Bank di tahun 2019 misalnya, menyoroti pentingnya ekonomi maritim untuk pembangunan ekonomi di Indonesia dan pertumbuhan yang berkelanjutan baik dari sektor pariwisata dan perikanan. Istilah laut untuk kesejahteraan. Laut untuk kesejahteraan menjadi alasan reformasi untuk Ekonomi Biru di Indonesia.
Selanjutnya berkaitan dengan Transformasi Digital yang menjadi cita-cita pemerintah mewujudkan kedaulatan digital bagi bangsa Indonesia. Mempercepat agenda transformasi digital nasional dengan fokus kepada empat sektor strategis.
Sektor infrastruktur digital, ekonomi digital, masyarakat digital dan pemerintahan digital. Adapun strategi pendukung, mengutip data dari Kementerian Komunikasi dan Informasi , pemerintah menyiapkan regulasi berupa payung hukum ramah investasi, menyediakan spektrum frekuensi yang memadai , meningkatkan pembangunan infrastruktur telekomunikasi dan menyiapkan sumber daya manusia yang unggul.
Lemhannas dengan fungsi pengkajian permasalahan strategik, nasional dan regional secara napak tilas konseptual dan penelusuran sejarah, tentu tdiak dapat dipisahkan dengan lahirnya di tahun 1965. Presiden pertama ketika itu, Soekarno meresmikan lembaga ini dengan tujuan pencapaian tujuan nasional.
Ketahanan Nasional era Geopolitik 5.0 relevan untuk hadir dalam berbagai diskusi. Kepemimpinan strategis berbasis ketahanan nasional menuju era ini harus terus dikembangkan oleh Lemhannas. Mewujudkan ketahanan nasional di kancah pertarungan geopolitik global tentu tidak hanya menjadi harapan atau mimpi tapi harus menjadi kenyataan.
Gubernur Lemhannas Andi Widjajanto dalam berbagai kesempatan menyatakan kapasitas Geopolitik V bisa terus tumbuh dan mengalami peningkatan dengan menyempurnakan kerangka kerja ketahanan nasional, yang berdimensi terhadap Pengelolaan Krisis dan Tata Kelola Kelembagaan untuk lima isu strategis tersebut.
Geopolitik dan Pemahaman Pemimpin Tingkat Nasional
Perjalanan sudah terlalu jauh ketika membicarakan gagasan Geopolitik V, tidak terlambat sekedar menambah pengetahuan bersama, Secara konsep, hubungan antara “geo” yang merujuk pada geografi dan politik, sudah ada sejak zaman Aristoteles (384-322 SM), namun istilah geopolitik pertama kali dilahirkan oleh Rudolf Kjellen pada akhir abad 19. Rudolf yang merupakan ilmuwan politik Swedia ini mendapat pengaruh dari pakar geografi Jerman, Friedrich Ratzel.
Meski tidak menyebutkan geopolitik, tulisan berkaitan dengan politik internasional dan geografi, telah populer seperti konsep “ war is the continuation of politic by other means” karya Carl Von Clausewitz (1832). Pemahaman para pemimpin tingkat nasional tentu idealnya sudah khatam khususnya berkaitan dengan geopolitik. Geopolitik menurut The Penguin Dictionary of International Relations adalah sebuah metode untuk mempelajari politik luar negeri suatu negara, untuk bisa memahami, menjelaskan serta memprediksi perilaku politik internasional, melalui variabel-variabel geografi.
Membaca dinamika geopolitik menjadi syarat yang tidak dapat dipisahkan melahirkan strategi bagi bangsa dan rakyat Indonesia. Pemahaman geopolitik yang mumpuni membawa negara ini selalu bisa bernegosiasi dengan negara-negara besar. Cita-cita gagasan Geopolitik V menjadi mudah terutama menjadikan Indonesia sebagai kekuatan regional tahun 2045.
Lemhannas mesti mewujudkan kader dan Pemantapan Pimpinan Tingkat Nasional yang memiliki watak, moral, dan etika kebangsaan, negarawan, berwawasan nusantara serta memiliki cakrawala pandang yang universal