ASPEK.ID, JAKARTA – Juru Bicara Kepresidenan Fadjroel Rachman mengatakan bahwa, Istana akan mempelajari terlebih dulu usulan legalisasi ganja untuk dijadikan sebagai salah satu komoditas ekspor.
Usulan tersebut sebelumnya disuarakan oleh Rafly, politikus Partai Keadilan Sosial (PKS) Komisi VI DPR RI dari Dapil Aceh 1 saat menggelar rapat dengan Menteri Perdagangan Agus Suparmanto di Senayan, Jakarta.
“Saya belum mempelajari apa maksud dan tujuannya atau pun bagaimana kerangkanya. Kami tidak ingin memberikan tanggapan langsung dan mencoba mempelajarinya,” kata Fadjroel Rachman, Jum’at (31/1).
Sebelumnya, Rafly mengusulkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar memberikan izin ekspor untuk ganja karena potensi penerimaan yang besar yang diperoleh untuk negara, dari perdagangan ganja ke luar negeri.
“Entah itu untuk kebutuhan farmasi, untuk apa saja, kita jangan kaku tapi harus dinamis berpikirnya. Jadi, ganja ini di Aceh tumbuhnya itu mudah,” jelasnya.
Rafly yang lebih dulu dikenal sebagai penyanyi itu meminta pemerintah sebaiknya mengkaji terlebih dulu serta melihat potensi kesuburan tanah di dalam negeri dan potensi penjualan di luar negeri. Rafli bahkan menawarkan diri untuk membantu proses tersebut.
“Jadi, ganja ini adalah konspirasi global, dibuat ganja nomor 1 bahayanya. Narkotika yang lain dibuat nomor sekian. Padahal, yang paling sewot dan gila sekarang masuk penjara itu bukan pemakai ganja,” tegas dia.