ASPEK.ID, JAKARTA – Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Zulkifli Zaini memproyeksikan laba bersih pada 2021 sebesar Rp 11,4 triliun.
Hingga April 2021, perusahaan setrum negara ini telah meraih laba bersih senilai Rp 5,2 triliun. Pada April 2020 PLN rugi Rp 13,9 triliun.
“Peningkatan laba terutama karena ada penurunan rugi selisih kurs,” kata dia dalam Rapat Dengan Pendapat dengan Komisi VI DPR, Selasa (25/5/2021).
Per 30 April 2021 (unaudited), perusahaan setrum pelat merah ini mencatatkan total aset Rp 1.599,5 triliun, naik 0,7% dibandingkan posisi per 31 Desember 2020 (audited). Sementara total kewajiban PLN mencapai Rp 655,7 triliun per 30 April 2021.
Angka tersebut naik 1% dibandingkan akhir tahun 2020. Hingga April 2021, PLN meraih EBITDA sebesar Rp 34,2 triliun dengan margin EBITDA 29,1%.
Di sisi lain, manajemen PLN mengincar pinjaman dengan suku bunga rendah demi memangkas rasio utang perusahaan. Per akhir tahun 2020, utang PLN sebesar Rp 452,4 triliun. Jumlah itu menurun 0,4% dibandingkan saldo 31 Desember 2019, terutama karena pelunasan pinjaman dan prepayment.
Zulkifli menambahkan, salah satu strategi PLN adalah melunasi utang dengan suku bunga tinggi dan mengambil utang baru dengan bunga yang lebih rendah.
PLN memangkas kebutuhan investasi dalam setahun terakhir. Sebelum tahun 2020, kebutuhan investasi PLN Rp 100 triliun.
“Kami hanya investasi Rp 75 triliun sampai Rp 80 triliun,” ungkapnya.