Shopee Indonesia akan PHK karyawan. Head of Public Affairs Shopee Indonesia, Radynal Nataprawira, mengatakan kebijakan tersebut merupakan bagian dari langkah efisiensi yang dilakukan perusahan. Radynal mengatakan PHK ini merupakan langkah sulit yang didasari dengan penyesuaian melalui beberapa perubahan kebijakan bisnis.
“Kondisi ekonomi global menuntut kami untuk lebih cepat beradaptasi serta mengevaluasi prioritas bisnis agar bisa menjadi lebih efisien. Ini merupakan sebuah keputusan yang sangat sulit,” ujar Radynal pada keterangan tertulis, Senin (19/9)
Pelepasan karyawan Shopee Indonesia ini merupakan badai PHK lanjutan di sektor startup yang sebelumnya telah menimpa LinkAJa, SiCepat, Zenius, hingga Line Indonesia.
Pengamat teknologi dan startup ICT Institute, Mawar Melia, PHK ini merupakan fenomena gelembung yang sudah menjadi keniscayaan dalam industri startup.
“Bubble-nya sudah burst. Startup besar seperti Shopee ini sudah mulai dari 2015, saat itu investor setuju untuk bakar duit, sekarang sudah saatnya mereka demand profit. Gimana caranya jika tidak ada revenue? Ya restrukturisasi,” ujar Mawar dikutip dari kumparan, Selasa (20/9).
Mawar menyatakan PHK ini belum selesai, terutama karena startup besar seperti Shopee saja harus melakukan langkah perampingan, beberapa startup kemungkinan akan mengikuti langkah Shopee untuk memastikan keberlangsungan perusahaan.
“Akan ada sentimen untuk ikut [melakukan PHK] jika diperlukan, karena industri ini sangat melihat kepada kompetitor. Semua tentang tren dalam startup, termasuk dalam perihal layoff. Jadi pekerja yang dilepas diharapkan mengerti keadaan ekonomi sulit yang terjadi pada semua startup,” tuturnya.
Ia mengatakan bahwa cara untuk startup untuk bangkit adalah dengan memenangkan kembali kepercayaan investor dan membangun strategi bisnis baru.
“Startup harus bisa mempertahankan trust investor, jadi tidak bisa juga langsung pindah cari investor baru. Kemudian harus ada strategi bisnis baru yang profit oriented, karena nama brand besar tidak menjamin sudah untung. Yang jelas tidak bisa lagi lewat promo-promo karena tidak sustainable,” pungkasnya.