ASPEK.ID, JAKARTA – Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengakui tidak mudah pada masa covid-19 mampu meningkatkan lapangan pekerjaan dan menyerap tenaga kerja.
Ada tiga strategi yang digunakan, sehingga investasi pada 2020 bisa menyerap tenaga kerja yang lebih banyak meskipun dihadang pandemi.
Pertama, kata Bahlil meminta investor yang sebelumnya menggunakan mesin dalam kegiatan operasional, diganti menggunakan tenaga manusia.
Hal ini sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo yang mengatakan untuk meminimalisir terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK) dengan menciptakan penambahan lapangan kerja.
“Karena itu kita komunikasi baik-baik ke sektor swasta usaha, memang bagi mereka rugi karena efektivitas dan efisiensi enggak terjadi. Tapi sekarang ini semua dalam keadaan susah, ayo kita tanggung bareng-bareng, ini cuma pola komunikasi saja,” kata Bahlil dalam paparan kinerja di Jakarta, Senin (25/1/2021).
Kedua, mendorong investasi di tahun lalu tidak hanya berbasis pada penggunaan teknologi tinggi, tetapi juga mendorong investasi yang padat karya, yang membuka banyak lapangan kerja.
Sedangkan yang ketiga adalah menciptakan lapangan pekerjaan dengan memperbanyak usaha-usaha kecil.
“Pola yang kita bangun kita ngurusnya jangan yang gede-gede saja, kita ngurus yang kecil-kecil juga. Mohon maaf, kadang kita mengedepankan teknologi tinggi tapi kalau tidak memberikan lapangan kerja? Makanya itu kita urus juga, kita lebih fokus juga bagaimana penciptaan lapangan kerja terjadi dengan usaha-usaha kecil,” jelasnya.
Realisasi investasi sepanjang 2020 yang sebesar Rp826,3 triliun tercatat mampu menyerap tenaga kerja mencapai 1.126.361 orang.
Besaran tersebut meningkat dibandingkan capaian pada 2019 yang sebesar Rp809,6 triliun, dengan serapan tenaga kerja sebesar 1.033.835 orang.