ASPEK.ID – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyatakan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2020 optimis namun harus tetap waspada di tengah kondisi global yang cenderung melambat. Oleh karena itu, pemerintah bersama para stakeholders terkait terus bekerja sama memantau faktor-faktor yang akan berpengaruh serta menerapkan kebijakan yang tepat.
Hal ini disampaikan Menkeu mewakili pemerintah pada rapat kerja antara wakil pemerintah (Kementerian Keuangan, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional dan Badan Pusat Statistik), Bank Indonesia (BI), dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dengan Komisi XI DPR dengan agenda pembahasan asumsi makro RAPBN Tahun 2020 di ruang rapat Komisi XI DPR, Gedung Nusantara I, Komplek MPR-DPR-DPD, Jakarta, Rabu (28/08).
“Meskipun kondisi tidak pasti secara global, namun posisi Indonesia sebetulnya dalam posisi yang relatif lebih baik. Di saat banyak negara (emerging) lain trend-nya merah ke bawah, Indonesia relatif stabil dalam 5 tahun terakhir dengan pertumbuhan (ekonomi) di atas 5(%),” kata Menkeu.
Beberapa kunci keberhasilan tersebut antara lain karena kebijakan pemerintah bekerjasama dengan para stakeholders terkait dinilai prudent sehingga tingkat kepercayaan dapat dijaga.
“Sesudah Pemilu, Indonesia dengan pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi dan stabil, dengan stabilitas inflasi yang terjaga, kebijakan ekonomi kita yang dianggap prudent dan mau melakukan langkah-langkah reformasi. Ini menimbulkan confident terhadap prospek ekonomi Indonesia sehingga kita mampu menarik capital inflow kembali ke Indonesia,” kata Menkeu menyatakan optimismenya atas proyeksi asumsi makro RAPBN tahun 2020 yang disampaikan Pemerintah kepada Komisi XI DPR.
Namun demikian, Menkeu mengingatkan pentingnya pemerintah tetap waspada karena terdapat tren kecenderungan ekonomi global yang melambat dengan kemungkinan terjadi resesi di tahun 2020.
“Dinamika ekonomi global meningkat sangat drastis pada kuartal ke II terutama Bulan Agustus ini (2019). Pertumbuhan ekonomi global terus direvisi ke bawah untuk 2019. Saat ini proyeksi terakhir untuk growth outlook global adalah 3,2%. Ini jauh lebih rendah dari angka semula 3,7%; revisi ke 3,5%; revisi ke 3,3% dan akhirnya 3,2%,” jelas Menkeu.
Menkeu melanjutkan, menurut proyeksi IMF, hal ini disebabkan antara lain trade war, terutama antara Amerika Serikat dengan Republik Rakyat Tiongkok dan mitra dagang utama lainnya serta ketidakpastian akibat normalisasi moneter di negara maju terutama Amerika Serikat. Ditambah lagi, para pemimpin di negara-negara maju seringkali mengeluarkan kebijakan dan pernyataan yang kontra produktif sehingga mengakibatkan ketidakpastian yang semakin meningkat.
Menkeu kembali menegaskan bahwa melihat indikasi makro yang ada dan kebijakan yang selama ini dinilai tepat, perekonomian Indonesia tahun 2020 masih menunjukkan optimisme namun harus tetap hati-hati.
“Dengan gambaran yang campur antara global environment-nya yang sangat tidak pasti dan tensionnya sangat tinggi, namun dengan positioning Indonesia yang relatif baik dan meng-establish reputasi yang bagus secara internasional, kita masih masih masuk di dalam tataran growth outlook kita adalah optimis namun hati-hati. Kami menyampaikan asumsi pertumbuhan ekonomi 2020 adalah 5,3%,” ujar Menkeu.