ASPEK.ID, JAKARTA – Direktur Utama Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) Arief Prasetyo Adi menjelaskan perkembangan pembentukan holding BUMN klaster pangan.
Saat ini, RNI sebagai induk holding bersama anggota holding telah membentuk tujuh Project Management Office (PMO) untuk mempercepat pembentukan holding BUMN Pangan.
“Kami buat untuk mengkaji, mengidentifikasi, merencanakan, bagaimana perkembangan dari masing-masing PMO,” katanya, Kamis (29/4/2021).
Arief menuturkan anggota holding terus berkoordinasi dengan kementerian terkait. Targetnya, holding BUMN pangan bisa terbentuk secara legal dengan penerbitan peraturan pemerintah (pp) pada kuartal III 2021.
Perusahaan yang tergabung dalam holding BUMN pangan adalah PT Berdikari (Persero), Perum Perikanan Indonesia Persero atau Perindo, PT Perikanan Nusantara (Persero) atau Perinus, dan PT Pertani (Persero).
Selanjutnya, PT Sang Hyang Seri (Persero), PT Bhanda Ghara Reksa (Persero) atau BGR Logistics, PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero) atau PPI, dan PT Garam (Persero).
“Untuk PP holding kami harap bisa terjadi di kuartal III 2021. Ini perlu dukungan dari semua pihak karena Pak Menteri BUMN sudah sampaikan dalam rapat terbatas pada presiden dan didampingi oleh kementerian terkait,” jelasnya.
Untuk mencapai target itu, kajian mengenai pembentukan holding terus dikebut oleh PMO. Sejalan dengan itu, holding BUMN pangan akan mengubah status Perum Perindo menjadi perseroan terbatas (PT).
Setelah kajian matang, maka dilakukan proses inbreng saham untuk pembentukan holding BUMN pangan. Secara total, delapan anggota holding BUMN pangan memiliki aset senilai Rp28 triliun.