Jakarta – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman kerap diteriaki sejumlah kata yang tidak pantas oleh petani ketika kunjungan kerja ke daerah. Andi lantas curhat ke Jokowi ketika dicaci-maki oleh para petani karena harga komoditas pertanian turun. Hal tersebut Andi sampaikan dalam Seminar Nasional Strategi Mewujudkan Swasembada Pangan Menuju Indonesia Emas 2045 di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (25/6/2024).
“Salah satu contoh kebijakan yang kami keluarkan saat itu adalah HPB (Harga Perdagangan Besar). Kami menghadap Bapak Presiden, kami kunjungan ke NTB, tiba-tiba kami diteriaki oleh petani, ‘ini Pak Menteri brengsek, Pak Menteri pembohong’. Aku ngelus dada. Kenapa? Dia tidak mengenal kita, kita harus sabar,” ujar Andi.
Andi menegaskan, menjadi Menteri Pertanian tidak mudah, harus meminum obat ‘pil sabar’. Tim Ganjar-Mahfud Ungkap Kecurangan dan Intimidasi Kian Masif Jelang Pencoblosan Artikel Kompas.id Sebab, ketika harga komoditas turun, maka petani yang marah. Di sisi lain, ketika harga naik, konsumen yang akan marah.
“Jadi Menteri Pertanian tidak mudah, harus minum pil sabar. Harga naik konsumennya marah, harga turun petani marah, harga sedang-sedang stabil pengusaha yang marah. Tidak ada ruang Menteri Pertanian tidak tersiksa,” ucapnya.
Menurut Andi, orang-orang yang berteriak ketika harga naik atau turun belum pernah merasakan menjadi Menteri Pertanian.
Untungnya, kata dia, dirinya sudah menjabat sebagai menteri selama lima tahun, sehingga tahu cara mengakali amarah petani dan masyarakat lain.
“Aku akali karena sudah senior, 5 tahun jadi menteri. Kalau harga naik, saya ke petani, petani peluk saya, (bilang) ‘terima kasih, Pak Menteri, harga sudah tinggi’,” jelas Andi.
“Begitu harga turun, aku di kota operasi pasar, ‘terima kasih, Pak Menteri, harga sekarang sudah turun’. Harus menjaga keseimbangan tidak mudah,” imbuhnya disadur dari Kompas.com.