ASPEK.ID, JAKARTA – Ketua Umum Gabungan Pengusaha Jamu dan Obat Tradisional Indonesia (GP Jamu) Dwi Ranni Pertiwi mengungkapkan bahwa saat ini bahan baku jamu masih mengandalkan impor dari China.
Dwi pun mempertanyakan langkah Satgas DPR RI yang mengimpor Jamu untuk menyembuhkan pasien pandemi virus Corona jenis baru atau Covid-19 di Indonesia.
“Saya kecewa, jamu kami tidak didukung. Kenapa Satgas DPR RI bisa mengimpor jamu? Itu yang saya pertanyakan,” ujar Dwi di Jakarta, Senin (27/4).
Sementara itu Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI) Dr Inggrid Tania seperti dilansir dari Sindonews menyatakan bahwa, jamu yang dibicarakan oleh Ranny itu memang belum teruji secara klinis mampu menyembuhkan pasien Covid-19.
“Namun sudah banyak testimoni di media massa yang menyatakan dapat sembuh dari virus Corona berkat jamu produksi dalam negeri tersebut,” ungkap dia.
Pihaknya juga belum diberikan kesempatan oleh pemerintah untuk uji coba ke pasien Covid-19 yang ada di RS Rujukan. Sehingga, dirinya baru bisa mengandalkan data-data berupa testimoni yang tersebar di media massa itu.
“Kami bersama dengan LIPI, UGM, dan Kalbe Farma berencana untuk melakukan uji klinik di RS Darurat Wisma Atlet terhadap beberapa jamu di Indonesia yang diproduksi oleh Kimia Farma. Sehingga nantinya jamu atau herbal yang melalui penelitian itu mampu terbukti untuk meningkatkan imunitas tubuh agar bisa diujicobakan pada pasien Covid-19,” pungkasnya.