ASPEK.ID, JAKARTA – Berdasarkan laporan Indexica pada1 Agustus – 1 Oktober 2019, Bitcoin sudah mengalami pelemahan tajam dan kehilangan kemampuannya untuk dikatakan sebagai mata uang dalam ekosistem mata uang kripto yang terus berkembang.
Menurut data terakhir, harga mata uang digital Bitcoin selalu bergerak karena keharusan untuk berkompetisi dengan mata uang digital lainnya.
Bitcoin yang sudah mengalami pelemahan hingga 30 persen sejak awal tahun membuat mata uang digital terbesar di dunia itu kehilangan momentumnya sebagai acuan pergerakan harga mata uang crypto lainnya.
CEO Indexica Zak Selbert seperti dilansir laman Bisnis dari Bloomberg mengatakan bahwa Bitcoin sangat sensitif pada perkembangan kompetitor baru.
Dalam perkembangan terbaru, Indexica menemukan bahwa masih adanya Bitcoin karena mata uang itu paling sering disebut dan bahkan menjadi simbol tersendiri bagi mata uang crypto.
“Bitcoin sekarang seperti anak yang sudah beranjak dewasa, pengaruh dari mana saja bisa mempengaruhi harganya, jadi labil. Bitcoin seperti ‘anak baru’ di dunia finansial yang sudah benar-benar rumit dan matang,” katanya.
Beberapa penyebab lain diantaranya adalah JPMorgan Chase & Co yang menunjuk kontrak berjangka baru dari Intercontinental Exchange Inc. dan pelepasan posisi beli Bitcoin.
Adanya kerja sama seperti yang dilakukan Mastercard dengan R3 untuk pembiayaan menggunakan mata uang digital salah satunya, sempat memberikan dorongan pada harga mata uang crypto.
Bitcoin adalah aset digital yang dikembangkan pada tahun 2009 oleh seseorang dengan nama Satoshi Nakamoto. Aset digital ini sama seperti halnya emas, namun hanya tersedia di dunia digital. Konsepnya mungkin terdengar seperti eGold, walaupun sebenarnya jauh berbeda.