Jakarta – PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS). menargetkan masuk dalam jajaran top 3 bank syariah global dari sisi kapitalisasi pasar dalam jangka waktu 10 tahun mendatang. Direktur Utama BSI Hery Gunardi memaparkan bahwa setelah merger, BSI berhasil mencapai target Return of Equity di atas 18% dan masuk dalam Top 10 Global Islamic Banks dari sisi kapitalisasi pasar pada Maret lalu.
Menurutnya realisasi tersebut berhasil diraih satu tahun lebih awal dari yang ditargetkan perusahaan yakni pada 2025 mendatang.
“What’s next, apa yang ingin dicapai oleh BSI? Kami telah menyusun rencana kerja selama 10 tahun, BSI masuk top 3 bank syariah global dari sisi market cap,” ujarnya, Jumat (12/7/2024).
Hery menjabarkan hasil dari merger tiga bank syariah milik himpunan bank milik negara atau Himbara membawa dampak besar ke BSI di antaranya memperbesar skala bisnis dan meningkatkan jumlah nasabah secara signifikan. Dia memaparkan setelah merger jumlah nasabah BSI meningkat lebih dari 5 juta nasabah menjadi 20 juta pada Maret 2024.
“Alhamdulillah, merger ini membawa banyak berkah bagi BSI, terutama jika kita melihat dari pertumbuhan aset. Dari tahun ke tahun, pertumbuhan aset BSI mencapai dua digit sementara industri hanya tumbuh satu digit,” katanya.
Kedepan, dia menargetkan BSI harus bisa menjadi bank syariah yang modern, universal dan inklusif. BSI pun harus mampu menjangkau lebih banyak masyarakat di Tanah Air. Menurutnya Indonesia merupakan salah satu negara dengan penduduk muslim terbanyak, tapi sebelum hadirnya BSI, tidak ada bank syariah besar. Ini merupakan anomali padahal kita punya potensi besar untuk mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah.
Ketika melakukan merger tiga bank syariah milik Himbara, yaitu BRISyariah, Mandiri Syariah, dan BNI Syariah, Hery menceritakan bahwa dirinya menghadapi tantangan yang besar. Merger BSI berlangsung di saat pandemi Covid-19 melanda, tetapi integrasi tersebut dapat selesai sesuai jadwal yakni dalam tempo 11 bulan.
Dia menceritakan bahwa saat merger, BSI harus melakukan transformasi, termasuk teknologi dan digital, serta menjadi bank syariah yang mampu bersaing dan kompetitif, sehingga BSI dapat memenuhi segala kebutuhan berbagai segmen konsumen dari segi bisnis apapun. Tantangan integrasi ini harus dijawab dengan solusi yang tepat agar konsolidasi dapat mendorong daya saing bank syariah. Selain itu, tim merger juga harus memastikan bahwa semua proses berjalan sesuai dengan regulasi dan standar yang berlaku, baik dari sisi operasional, keuangan, maupun kepatuhan.
“Oleh karena itu, penerapan prinsip transparansi, komunikasi efektif dan kolaborasi yang erat merupakan aspek penting yang kami kedepankan,” katanya.