Menteri BUMN Erick Thohir mengungkap akan mendapingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk melakukan kunjungan ke China. Pemerintah disebut akan membahas mengenai aspek perdagangan hingga kelanjutan proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya.
“Pagi ini saya bersama para menteri mendampingi Bapak Presiden @jokowi (Jokowi) terbang menuju Beijing, China,” ujar Erick melalui akun Instagram @erickthohir, Senin (16/10/2023).
“Kita terus membangun ekonomi kita untuk kesejahteraan rakyat indonesia,” sambungnya.
Sebelumnya, Erick mengungkap tujuannya terbang ke China. Beberapa hal akan menjadi pembahasan, seperti perdagangan hingga kelanjutan proyek kereta cepat.
“Apa yang akan kita diskusikan ke China pasti infrastruktur, energi dan perdagangan,” kata dia di Sarinah, beberapa waktu lalu.
Erick juga mengaku akan membahas beragam hal soal kereta cepat Jakarta-Surabaya. Dia juga menyampaikan akan membahas mengenai bunga utang.
Kereta Cepat Jakarta-Bandung Whoosh sudah mulai beroperasi dengan tarif per 16 Oktober 2023. Di sisi lain, ada kewajiban untuk menambal pembengkakan biaya yang diambil dari utang dan setoran modal konsorsium pelaksana.
“Kalau di China itu salah satunya memang diskusi lebih mendalam keberlanjutan kereta cepat dari Bandung ke Surabaya yang studinya sedang dipelajari,” bebernya di Sarinah, ditulis Minggu (15/10/2023).
“Tetapi kita juga ingin terus memperbaiki namanya struktur kerjasamanya ya apakah kepemilikan, bunga dan lain-lain,” imbuh Erick Thohir.
Erick tak merinci bunga yang dimaksudnya itu merujuk pada bunga utang yang akan diambil untuk menambal cost overrun kereta cepat Whoosh atau bukan. Dia hanya menyebut kalau diskusi dengan pihak China adalah soal pengembangan infeastruktur, termasuk kereta cepat.
Menurutnya, segala bentuk pengembangan transportasi perlu ahli teknologi didalamnya. Untuk kereta cepat ini, kata dia, bisa kembali menggandeng China. Meski dia mendorong kedepannya ada ahli teknologi dari Indonesia.
“Kan semua perlu ahli teknologi. MRT kan kita kerjasama sama Jepang, LRT sudah sendiri, nah kalau kereta cepat ini pasti pelan-pelan harus ada ahli teknologi,” paparnya dikutip dari liputan6.