ASPEK.ID, JAKARTA – PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk memastikan bahwa layanan penerbangan dari dan ke Australia serta Belanda akan tetap beroperasi menyusul restriksi pergerakan warga negara asing ke sejumlah negara terkait dengan pandemi virus Corona atau Covid-19.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra dalam keterangan resmi di mengatakan, keberlanjutan pengoperasian layanan penerbangan dari dan menuju Australia serta Belanda itu merupakan bentuk dukungan Garuda Indonesia untuk memfasilitasi pergerakan warga negara Indonesia yang akan kembali ke Indonesia dari kedua negara tersebut.
Saat ini, maskapai penerbangan pelat merah ini melayani rute penerbangan dari dan menuju Belanda melalui rute Jakarta – Amsterdam PP.
Sedangkan untuk Australia, Garuda Indonesia melayani rute penerbangan Jakarta – Sydney PP, Denpasar – Sydney PP. Jakarta – Melbourne PP, Denpasar – Melbourne PP, Jakarta – Perth PP dan Denpasar – Perth PP.
Anak usaha Garuda Indonesia yang bergerak di segmen penerbangan berbiaya hemat (low cost carrier), PT Citilink Indonesia juga turut melayani rute penerbangan Denpasar – Perth PP.
“Keberlanjutan ini juga merupakan bentuk dukungan terhadap warga negara Belanda dan Australia yang akan kembali ke negaranya masing-masing dari Indonesia,” kata Irfan Setiaputra di Jakarta, Jum’at (20/3).
Lebih lanjut, Irfan Setiaputra mengatakan bahwa, pengoperasian penerbangan tersebut tentunya dilakukan dengan menyesuaikan permintaan maupun kebutuhan yang ada.
“Frekuensi penerbangan kedua negara tersebut akan kami sesuaikan dengan kebutuhan trafik pergerakan penumpang,” kata dia.
Di tengah situasi yang penuh tantangan ini, Garuda Indonesia memastikan komitmen keselamatan akan terus diperkuat termasuk penanganan upaya preventif pencegahan penyebaran Covid-19 pada lini operasional.
“Kami terus berkoordinasi dengan otoritas terkait dalam memastikan prosedur penanganan pandemi ini dapat terimplementasikan dengan baik,” tambahnya.
“Pada kesempatan ini kami turut mengimbau pengguna jasa untuk melakukan pengecekan berkala atas jadwal penerbangan yang dituju termasuk bagi calon penumpang yang ingin melakukan perubahan jadwal dan reroute rencana penerbangan. Kami turut menerapkan kebijakan yang fleksibel atas kebutuhan perubahan rencana penerbangan tersebut,” jelasnya.