ASPEK.ID, JAKARTA – Aksi buruh yang melakukan aksi boikot stop beli barang-barang di Indomaret mulai hari ini, Kamis (27/5), mulai menimbulkan dampak.
Saham emiten pengelola PT Indomarco Prismatama (Indomaret), yaitu DNET milik PT Indoritel Makmur Internasional Tbk (DNET) terpantau ambruk dari posisi sebelumnya.
Data yang terpantau Kamis (27/5/2021) pukul 11:26 WIB, saham DNET turun 40 poin atau 1,23% dari posisi sebelumnya menjadi Rp 3.210 per saham.
Indoritel Makmur Internasional atau yang dikenal sebagai Indoritel (IDX: DNET) merupakan perusahaan publik yang bergerak dalam bidang investasi ritel dan telekomunikasi yang bermarkas di Lampung, Indonesia. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1995.
Sebelumnya, perusahaan bernama Dyviacom Intrabumi, penyedia jasa internet atau ISP. Perusahaan melebarkan jejaring bisnisnya pada 1998 dengan membuat divisi baru yang disebut Dyviacom IT Solution yang merupakan usaha pengembangan perangkat, pembuatan jaringan, instalasi komputer dan perangkat penunjang, sistem informasi dan pengamanan jaringan, serta penyedia domain, web design dan pemrograman.
Selanjutnya, pada tahun 2005 perusahaan fokus pada pelayanan infrastruktur jaringan, seperti VPN dan infrastruktur berbasis IP dan pada 2007 perusahaan diakuisisi oleh Philadel Terra Lestari milik Pieter Tanuri. Perusahaan kemudian meluncurkan Ogahrugi.com dan Waytodeal.com pada 2009.
Tahun 2013, Salim Group masuk ke perusahaan dengan mekanisme rights issue dengan dana yang diraup sejumlah Rp 7 triliun, untuk kemudian masuk ke 3 perusahaan ritel, yaitu KFC, Sari Roti dan Indomaret. Kemudian, nama perusahaan berubah pada saat bersamaan.
Pada 2014 perusahaan sempat masuk ke bisnis software NexSoft, sebelum akhirnya dijual di 2016. Perusahaan, melalui Indoritel Persada Nusantara melakukan akuisisi terhadap Mega Akses Persada atau FiberStar, perusahaan penggelar jaringan fiber optik pada 2015. Perusahaan tercatat di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2000.