ASPEK.ID, JAKARA – PT Industri Kereta Api atau INKA (Persero) akan membangun proyek upgarding jalur yang menghubungkan dua negara di Afrika Barat, yakni Mali dan Senegal.
Proyek jalur kereta api ini akan dibangun oleh perusahaan pelat merah bidang manufaktur tersebut dengan total panjang jalur 1.023 kilometer.
Direktur Utama INKA Budi Noviantoro menjelaskan pihaknya telah berkunjung ke Senegal dan berdiskusi dengan salah satu perusahaan di Afrika untuk membangun jalur kereta api dari Bamako (Ibu Kota Mali) sampai ke Dakar (Ibu kota Senegal).
“Kami sudah diskusi dengan mereka untuk membangun 1.203 kilometer upgrading jalur KA dari ibu kota Mali sampai ke Dakar, karena Mali tidak bisa keluar tanpa melalui pelabuhan Dakar,” kata Budi dilansir laman Antara dalam webinar bertajuk “Strategi BUMN Menembus Pasar Global” di Jakarta, Sabtu.
Budi menjelaskan pengerjaan jalur ini akan mendukung kegiatan logistik di kedua negara tersebut. Jalur KA di sana, kata dia, sudah tidak beroperasi kembali.
Selain itu, kegiatan logistik hanya bisa ditempuh melalui jalur darat dengan truk yang memakan waktu hingga dua minggu. Hal ini yang membuat biaya transportasi di kedua negara menjadi sangat tinggi.
“Angkutan barang kalau pakai truk sampainya dua minggu, sehingga biaya mahal sekali. Mereka sangat berharap KA masuk, operasi lagi di sana dan menghubungkan antara Mali dan Senegal,” katanya.
Proyek di Afrika ini menjadi strategi bagi BUMN produsen kereta api tersebut dalam memasuki pasar global, di samping negara-negara Asia.
Selain proyek KA Mali-Senegal, INKA juga tengah menyelesaikan kontrak untuk memasok lokomotif ke Zambia.
Dalam proyek tersebut, INKA mendapatkan pinjaman dari Pemerintah Swedia untuk mengikuti proses lelang untuk memasok 30 lokomotif dan berharap kontrak ini dapat diselesaikan pada akhir 2020
“Melalui loan dari Pemerintah Swedia, kami sedang proses mudah-mudahan akhir tahun kita bisa kontrak. Ada 30 lokomotif sekitar 90 juta dolar long-sale,” tandasnya.
Profil PT INKA
PT INKA merupakan BUMN manufaktur sarana perkereta-apian pertama dan terbesar di kawasan Asia Tenggara (ASEAN). Secara formal, PT INKA (Persero) berdiri pada tanggal 18 Mei 1981. Selanjutnya dilakukan penyerahan operasional pabrik kereta api oleh pihak PJKA pada tanggal 29 Agustus 1981.
Awalnya, PT INKA (Persero) berada dalam pembinaan teknis Departemen Perhubungan, kemudian dibawah Dewan Pembina Industri Strategis (DPIS) pada 1983, tahun 1989 dibawah Badan Pengelola Industri Strategis (BPIS) dan pada tahun 1998, pengelolaannya di bawah Menteri Pendayagunaan BUMN.
Pada tahun yang sama (1998), PT INKA menjadi anak perusahaan dari holding PT Bahana Pakarya Industri Strategis (BPIS). Menyusul dibubarkannya PT BPIS pada 2002, PT INKA berada dalam pengelolaan Kementerian BUMN hingga sekarang.