ASPEK.ID, JAKARTA – Nama-nama yang akan mengisi posisi menteri di kabinet kerja Joko Widodo dan KH. Ma’ruf Amin mulai merucut sejak beberapa bulan terakhir.
Pasangan yang berhasil memenangi Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden pada April 2019 lalu itu dipastikan akan merombak kabinet kerja yang akan membantu pemerintahan untuk periode 2019 hingga 2024 mendatang.
Jokowi mengatakan kabinet dapat diumumkan sebelum waktu pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih Oktober mendatang.
Dari sejumlah posisi menteri yang dianggap starategis, jabatan Menteri Perindustrian jadi salah satu topik yang hangat diperbincangkan.
Saat ini sektor industri merupakan kontributor terbesar bagi perekonomian nasional dengan sumbangannya mencapai lebih dari 20 persen.
Capaian 20 persen sangatlah besar, sehingga Indonesia masuk dalam jajaran elit dunia. Dalam kategori manufacturing value added, Indonesia masuk dalam 10 besar dunia. Peringkat ini sejajar dengan Brasil dan Inggris serta lebih besar dari Rusia.
Sementara itu, berdasarkan jumlah persentase tersebut, Indonesia masuk dalam jajaran lima besar negara-negara dunia yang kontribusi industrinya cukup tinggi. Sementara Inggris menyumbangkan sekitar 10 persen, sedangkan Jepang dan Meksiko di bawah Indonesia dengan capaian kontribusinya 19 persen.
Meurujuk data Badan Pusat Statistik, pertumbuhan industri non-migas tumbuh sebesar 5,49 persen atau lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi yang mencapai 5,06 persen pada triwulan III/2017.
Cabang industri yang mengalami pertumbuhan tinggi adalah industri logam dasar sebesar 10,6 persen, diikuti industri makanan dan minuman 9,49 persen, industri mesin dan perlengkapan 6,35 persen, serta industri alat transportasi 5,63 persen.
Kursi menteri ini juga akan kosong jika Airlangga dipilih sebagai Menko Perekonomian, sebagaiman isu yang beredar di kalangan istana saat ini.
Lantas, siapakah sosok yang dianggap layak dan cocok untuk mengisi kursi Menteri Perindustrian saat ini? Berikut ulasan tim Aspek.id.
1. SUHARSO MONOARFA
Suharso Monoarfa adalah salah satu anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres), ia juga menjabat Plt. Ketua Umum DPP Partai Persatuan Pembangunan.
Diprediksi Suharso akan mengisi kabinet Jokowi mengingat PPP merupakan salah satu partai pengusung.
Berlatar belakang sebagai pengusaha dan politikus, ia dinilai layak mengisi pos Menteri Perindustrian.
Selain itu, ia pernah menjabat sebagai Menteri Perumahan Rakyat pada Kabinet Indonesia Bersatu II. Alumni Institut Teknologi Bandung, EDP University of Michigan ini juga pernah menjadi anggota DPR untuk dua periode.
2. SILMY KARIM
Silmy Karim yang saat ini menjabat Direktur Utama PT. Krakatau Steel dikenal sebagai seorang profesional muda berlatar belakang ekonom yang berkecimpung dalam bidang pertahanan dan industri pertahanan.
Ia pernah menjabat sebagai Direktur Utama PT. Pindad (Persero), Direktur Utama PT. Barata Indonesia (Persero) dan juga pernah bekerja diberbagai lembaga pemerintah seperti di Kementerian Pertahanan RI, Badan Intelijen Negara (BIN), dan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).
Dari segi pengalaman, Silmy dinilai sangat pantas menduduki kursi Menteri Perindustrian, apalagi Silmy sukses membenahi dan meningkatkan kinerja PT Pindad dalam waktu 1 tahun 7 bulan dan membenahi PT. Barata Indonesia (Persero) selama 2 tahun 1 bulan.
3. HANIF DHAKIRI
Muhammad Hanif Dhakiri saat ini masih menjabat sebagai Menteri Ketenagakerjaan, ia juga Ia pernah menjadi anggota DPR RI periode 2009-2014 dari PKB mewakili Jawa Tengah.
Hanif Dhakiri adalah seorang politisi muda Ketua DPP Partai Kebangkitan Bangsa yang mengabdi untuk partai tersebut sejak tahun 1998. Hanif juga pernah aktif di Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dan dipercaya untuk menjadi Wakil Ketua Umum Dewan Koordinasi Nasional gerakan Pemuda Partai Kebangkitan Bangsa (DKN Garda Bangsa) Periode 2006-2011.
Saat mulai menjabat sebagai Menaker, ia membuat gebrakan dengan melakukan inspeksi mendadak beberapa tempat, antara lain ke salah satu penampungan TKW di Tebet, Terminal TKI di Cengkareng, dan Perusahaan Pengerah Tenaga Kerja di Bekasi.
Hanif dinilai berhasil memimpin Kementerian Ketenagakerjaan, bahkan Menteri Tenaga Kerja, Keterampilan, Bisnis Kecil dan Keluarga Australia, Michaelia Cash, memuji langkah Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) Indonesia dalam membangun dialog sosial dengan pekerja dan pengusaha.
Michaelia menilai dialog sosial yang dilakukan Hanif sangat berguna dalam menghadapi tantangan ketenagakerjaan di era revolusi industri 4.0. Bahkan Menteri Australia itu ingin belajar dari Indonesia.
4. SOETRISNO BACHIR
Soetrisno Bachir adalah mantan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), ia menjabat sebagai Ketua Komite Ekonomi Industri Nasional.
Ia berlatar belakang sebagai seorang pengusaha, sempat menjadi anggota Majelis Ekonomi PP Muhammadiyah dan juga salah seorang tokoh Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi).
Soetrisno berkibar dengan Ika Muda Group yang bergerak di bidang properti (real estate). Melalui grup itu pula dia merintis usaha surat kabar yang kemudian berkembang menjadi harian Republika. Dia kemudian mengembangkan bisnis sendiri dalam bidang bisnis investasi melalui Sabira Group.
5. ILHAM AKBAR HABIBIE
Nama putra habibie ini muncul sebagai calin menteri, usai namanya diusulkan oleh Partai Golkar.
Ketua Dewan Pakar Partai Golkar, Agung Laksono mengatakan setidaknya ada lima nama yang menjadi kandidat bakal calon menteri, yang muncul di pembicaraan internal Dewan Pakar. Mereka adalah Airlangga Hartarto, Agus Gumiwang Kartasasmita, Ilham Habibie, Ganjar Razuni, dan Ponco Sutowo.
Ilham adalah seorang pakar penerbangan, melalui PT Regio Aviasi Industri, ia membidani Program Regio Prop, proyek pesawat komersial buatan dalam negeri yang merupakan pengembangan dari N-250.
Ia lahir dan besar di Jerman, mengikuti ayahnya saat belajar dan bekerja di sana. Hampir 31 tahun lamanya Ilham Habibie menetap di Jerman. Ilham memulai sekolah di Elementary School Windmuehlenweg, kemudian ke High School Hochrad, dan akhirnya menempuh studi di Technical University of Munich, Jerman. Di Universitas Munich ini, Ilham menuntaskannya dari gelar insinyur hingga doktor dalam teknik penerbangan dengan hasil summa cumlaude