ASPEK.ID, JAKARTA – Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menyatakan, luasnya lahan sawit ternyata tidak lagi satu-satunya kunci untuk menjadi pemain utama sawit di dunia.
Lebih dari itu, manajeman lahan, manajemen SDM, manajemen inovasi, serta teknologi dan manajemen pasar jauh lebih menentukan.
“Ada tiga kunci agar UMKM berbasis sawit dapat tumbuh. Pertama, petaninya terkonsolidasi, tidak perorangan lagi, dan melalui koperasi. Kedua, terjalinnya kemitraan yang baik. Salah satu indikatornya adalah terfasilitasinya koperasi tani masuk ke dalam rantai nilai global. Ketiga, adanya inovasi, R&D, hilirisasi produk sawit agar memiliki nilai tambah,” kata Teten dalam Webinar SariAgri.id bertema Potensi Membangun dan Mengembangkan UKM Berbasis Sawit di Jakarta, Selasa (27/4/2021).
Teten menuturkan, agenda membangun dan mengembangkan UKM berbasis sawit ini relevan di tengah upaya Pemulihan Ekonomi Nasional akibat pandemi Covid-19.
Dia mengakui, komoditas sawit memiliki peran penting dalam ekonomi perkebunan dan pertanian nasional.
Berdasarkan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), ekspor komoditas sawit di tahun 2020 mencapai USD22,97 miliar atau setara Rp321,5 triliun.
Angka ini tumbuh 13,6% dibandingkan pada tahun 2019. Tahun ini, lanjut Teten, pihaknya memiliki prioritas melahirkan 100 koperasi modern.
“Kami terbuka untuk bersinergi melahirkan koperasi sawit yang modern dan mendunia,” tandasnya.