“Merdeka!” pekik Suparmin, Ketua RT. 12, RW. 4, Kelurahan Tanjung Perak, Surabaya, menggema dengan sound system sederhana diikuti gema pekik merdeka dari puluhan warga kampung yang dikenal sebagai Kampung Seng Tangguh, binaan PT Pelindo Marine Service, Jumat (16/8) malam. Malam Tasyakuran HUT Republik Indonesia di kampung tersebut berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Warga turut bergembira dan memekik merdeka karena mendapat kabar bahwa inisiatif Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) yang diimplementasikan bersama Pelindo Marine di kampungnya diganjar penghargaan pada ajang The 4th CSR & TJSL Award 2024 dari BUMN Track.
“Biasanya kalau malam Tasyakuran (HUT Kemerdekaan RI) hanya membagikan hadiah-hadiah kecil yang dibungus kertas payung untuk lomba khas Agustusan yang diikuti anak-anak. Tapi tahun ini spesial, karena teman-teman dari Pelindo Marine datang membawa piala dan piagam besar dari lomba nasional untuk Program Kampung Seng Tangguh. Jadi benar-benar malam tasyakuran. Bersyukur untuk Kemerdekaan RI dan bersyukur atas prestasi bersama ini,” kata Suparmin usai menerima piagam secara simbolis, dan akan dipajang di dinding Balai RT.
Suparmin melanjutkan, dengan dipasangnya piagam penghargaan di Balai RT, harapannya semoga bisa menjadi pengingat dan penyemangat bagi pengurus RT, pegiat karang taruna, mahasiswa pendamping, dan tentunya teman-teman dari Pelindo Marine untuk terus memberdayakan warga. “Program TJSL yang dilaksanakan Pelindo Marine di Kampung Seng Tangguh ini sejalan dengan amanat Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, yang dibacakan pada malam tasyakuran, yakni bahwa warga agar terus ingat dan bersemangat gotong royong dan saling bantu antartetangga. Termasuk membuka diri untuk dukungan dari pihak-pihak yang tulus membantu, seperti Pelindo Marine ini. Agar kerja sama bisa berjalan baik dan berkelanjutan,” ungkapnya.
Manajer Komunikasi Korporat dan Relasi Pemangku Kepentingan Pelindo Marine, Hafidz Novalsyah, usai menyampaikan penghargaan tersebut, mengatakan, Pelindo Marine bahagia bisa menyampaikan langsung penghargaan kepada warga pada momen spesial, Tasyakuran Kemerdekaan RI. “Kami sangat bangga atas kolaborasi yang luar biasa dari warga untuk Program TJSL Pelindo Marine, Kampung Seng Tangguh. Program ini mengimplementasikan 3 prioritas TJSL BUMN sekaligus, yakni pendidikan, lingkungan dan pengembangan UMK (Usaha Mikro dan Kecil),” jelasnya.
Ia melanjutkan, beberapa inisiatif pengembangan mulai menunjukan hasil positif. Misalnya pada Bazaar UMK Pelindo di Pelabuhan Tanjung Perak, pagi tadi (Jumat, 16/8), makanan, minuman, dan jajanan lokal dari UMK Kampung Seng laris manis terjual. Kemudian di sisi pendidikan, Program Sirolan (sinau karo dolan atau belajar sambil bermain) mendapat sambutan baik. Para pengajar menceritakan ada beberapa orangtua yang merasa anaknya lebih semangat belajar dan lebih aktif ketika bersosialisasi ketika bermain bersama. “Harapan tertingginya, ketiga prioritas TJSL BUMN dapat berjalan secara berkelanjutan, sehingga bisa optimal dalam memberdayakan dan meningkatkan harkat hidup warga kampung seng. Program TJSL yang berkelanjutan dapat menciptakan kemandirian warga. Inilah kemerdekaan yang coba dicapai Pelindo Marine untuk warga Kampung Seng Tangguh,” jelas Hafidz Novalsyah.
Pada kesempatan terpisah, Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga dan pakar sejarah perkotaan, Purnawan Basundoro, membenarkan yang diungkapkan oleh Eri Cahyadi, seperti dikutip oleh Suparmin, dan pandangan Hafidz Novalsyah. Bahwa kampung merupakan museum hidup budaya asli Indonesia yang bertumpu pada keguyuban, kegotongroyongan, dan kebersamaan, sehingga bisa bertahan sampai saat ini. “Untuk menjaga keberlangsungan kampung memang membutuhkan dukungan dari berbagai pihak. Baik Pemerintah Kota Surabaya maupun lembaga lain yang peduli dengan hal tersebut. Keterlibatan Pelindo Marine dalam mendukung berbagai kegiatan di kampung yang mendorong penguatan aspek budaya dan sosial di kampung patut diapresiasi. Karena dengan cara ini maka kampung sebagai hunian khas perkotaan yang masih mempertahankan budaya asli Indonesia bisa dipertahankan,” jelasnya.
Ketua Masyarakat Sejarawan Indonesia (MSI) Cabang Jawa Timur tersebut, menambahkan, bahwa memberdayakan dan meningkatkan harkat hidup warga kampung harus menjadi perhatian pemerintah. Misalnya dengan keterlibatan BUMN untuk membuat berbagai program yang diimplementasikan di kampung merupakan sebuah langkah yang harus didukung. “Warga kampung perkotaan bisa dikatakan rentan terkena berbagai dampak dari perubahan ekonomi. Jika kondisi perekonomian menurun, mereka menjadi golongan pertama yang akan terkena imbasnya. Oleh karena itu upaya pertama yang harus dilakukan oleh pemerintah dan BUMN adalah memperkuat fondasi ekonomi mereka. Hanya dengan cara seperti itu maka mereka bisa mandiri. Dengan kemandirian ekonomi maka harkat kehidupan mereka juga akan terangkat,” pungkasnya.