Jakarta – Asosiasi Keramik Indonesia (Asaki) menyebutkan biaya logistik industri keramik lokal ke wilayah Indonesia lebih mahal dibandingkan biaya logistik China masuk ke Indonesia. Ketua Umum Asosiasi Keramik Indonesia (Asaki) Edy Suyanto menyebutkan kontainer China yang masuk ke wilayah Indonesia melalui Pelabuhan Tanjung Priok, Tanjung Emas, dan Tanjung Perak hanya dikenakan biaya logistik sebesar US$350 juta hingga US$400 juta per kontainer. Sementara itu, biaya yang harus dikeluarkan produsen lokal dengan rute Jakarta – Medan sebesar US$650 juta, Jakarta – Makassar sebesar US$760 juta, Surabaya- Makassar sebesar US$600 juta sementara Surabaya – Medan sebesar US$720 juta.
“Kita kalah saing, ini yang harus menjadi perhatian pemerintah,” kata Edy, Jumat (9/8/2024) dikutip dari bisnis.com
Dengan kondisi tersebut, Asaki, mendukung rencana pemerintah yang akan memindahkan pelabuhan impor untuk tujuh sektor industri termasuk keramik ke wilayah Indonesia Timur. Pada pemberitaan Bisnis sebelumnya, Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo menyambut baik rencana pemerintah untuk memindahkan gerbang impor ke wilayah Indonesia bagian timur.
Executive Director 4 Pelindo Regional 4 Abdul Azis mengatakan pihaknya terus melakukan pembenahan baik dalam hal peningkatan kinerja, sistemasi/digitalisasi, layanan 24/7, kapabilitas sumber daya manusia (SDM), hingga perbaikan fasilitas, sarana dan prasarana. Hal ini supaya aktivitas impor maupun ekspor tidak hanya terus didominasi oleh pelabuhan-pelabuhan di wilayah barat, namun bisa menuju ke wilayah timur juga. Tidak hanya itu, pemindahan juga dikabarkan bakal berdampak pada Investasi baru di pelabuhan-pelabuhan di luar Jawa, yang kemudian akan menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut.
Pemindahan juga berdampak pada peningkatan infrastruktur konektivitas seperti jalan, kereta api, dan jaringan listrik. Adapun tantangan dalam pemindahan ini berupa investasi besar dan ongkos operasional di pelabuhan-pelabuhan baru yang mungkin relatif lebih mahal.