Parlemen Thailand memilih Paetongtarn Shinawatra, sebagai perdana menteri, ia menjadi perdana menteri termuda sepanjang sejarah negeri tersebut.
Putri berusia 37 tahun dari tokoh politik terkemuka Thaksin Shinawatra ini berhasil melalui pemungutan suara di parlemen.
Ia akan menjadi perdana menteri wanita kedua Thailand dan Shinawatra ketiga yang menduduki jabatan puncak setelah bibinya Yingluck Shinawatra, dan ayahnya Thaksin, politisi paling berpengaruh dan memecah belah di negara itu.
Dalam komentar pertamanya sebagai perdana menteri, Paetongtarn mengatakan dia merasa sedih dan bingung dengan pemecatan Srettha dan memutuskan sudah waktunya untuk bertindak.
“Saya berbicara dengan Srettha, keluarga saya, dan orang-orang di partai saya dan memutuskan sudah waktunya melakukan sesuatu untuk negara dan partai,” katanya dikutip dari Reuters.
“Saya harap saya dapat melakukan yang terbaik untuk memajukan negara ini. Itulah yang sedang saya upayakan. Hari ini saya merasa terhormat dan sangat bahagia.”
Paetongtarn menang mudah dengan 319 suara, atau hampir dua pertiga dari jumlah suara.
Ia akan langsung menghadapi tantangan di berbagai bidang, dengan ekonomi yang terpuruk , persaingan dari partai lawan yang meningkat, dan popularitas Pheu Thai yang merosot, karena belum melaksanakan program bantuan uang tunai andalannya yang bernilai 500 miliar baht ($14,25 miliar).