ASPEK.ID, JAKARTA – Dewan Pimpinan Pusat Serikat Karyawan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, menolak dengan tegas rencana perusahaan untuk restrukturisasi dengan cara mengurangi karyawan.
Garuda Indonesia sebelumnya menawarkan program pensiun dini untuk mengurangi beban perusahaan, karean beban keuangan yang dialami saat ini.
Perusahaan pelat merah itu diketahui memiliki utang mencapai Rp 70 triliun, dan bertambah Rp 1 triliun setiap bulannya.
Tidak hanya itu, pihak penyewa juga tidak membolehkan sebagian besar pesawat untuk diterbangkan. Garuda hanya bisa menerbangkan 41 dari total 142 pesawat yang dimiliki, karena belum membayar sewa.
Ketua Umum Sekarga, Dwi Yulianta mengakui, pada prinsipnya pihaknya memahami kondisi yang dialami perusahaan saat ini sehingga menawarkan program pensiun dini.
Dalam surat yang ditujukan kepada Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra, Serikat karyawan Garuda (Sekarga) menolak perusahaan melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) secara sepihak.
Dia juga menyebutkan bahwa, Presiden Jokowi di hadapan jajaran menteri saat itu marah dan melarang perusahaan untuk melakukan PHK secara sepihak.
“Kami menyatakan menolak secara tegas jika perusahaan melakukan PHK secara sepihak, karena menyalahi undang-undang dan Perjanjian Kerja Bersama (PKB),” kata Dwi Yulianta dalam surat yang diterima Aspek.id, Jumat (21/5/2021).
Untuk kepentingan menjaga kelangsungan bisnis perusahaan, Dwi Yulianta mendukung upaya perusahaan melakukan efisiensi dengan cara renegosiasi dengan lessor dan vendor.
Demikian juga untuk peningkatan revenue dalam pengelolaan potensi cargo, pengelolaan potensi gudang cargo, pengelolaan potensi charter, diperlukan upaya yang lebih maksimal karena potensi pasarnya cukup besar.
“Kami dari Sekarga masih sangat optimis, bisnis penerbangan akan tumbuh kembali seiring dibukanya objek wisata domestik dan internasional, umrah dan haji serta perjalanan dinas instansi pemerintah dan swasta,” tambahnya.
“Kami juga berharap setaip kesempatan BoD berkomunikasi dengan karyawan harus mendorong spirit optimism dan membuat pernyataan dengan kalimat-kalimat yang optimis untuk menjaga kelangsungan Garuda Indonesia,” pungkasnya.






















