Ada lima faktor utama yang menopang pertumbuhan perekonomian ekonomi di tahun 2025 yaitu konsumsi rumah tangga, belanja pemerintah berkualitas, peningkatan investasi, peningkatan ekspor dan transformasi ekonomi. Hal ini disampaikan oleh Wakil Menteri Keuangan II, Thomas Djiwandono pada sesi wawancara khusus mengenai RAPBN 2025 dan Nota Keuangan.
“Transformasi ekonomi tidak kalah pentingnya, ini kaitannya dengan peningkatan daya saing, dengan produktivitas, dengan peningkatan ketahanan pangan, ketahanan energi, industri hijau, dan pengembangan di sektor elektronik serta digital,” Jelas Thomas.
Wamenkeu II juga mengatakan bahwa pemerintah dalam RAPBN 2025 akan melanjutkan dua program prioritas nasional yaitu dari Presiden sekarang berupa pembangunan Ibu kota Nusantara (IKN) dan dari Presiden terpilih berikutnya berupa Makan Bergizi Gratis (MBG). “Ini akan dilanjutkan dua-duanya, tidak ada yang akan dinomor duakan, kira-kira begitu,” Tegas Thomas.
Wamenkeu II melanjutkan bahwa pemerintah juga telah menyiapkan anggaran untuk program MBG sebesar Rp71 triliun dan nanti akan dikelola oleh Badan baru yaitu Badan Gizi. “Jadi sebetulnya yang perlu saya garis bawahi adalah makan bergizi gratis ini ada tiga tujuan, tadi SDM yang unggul dan lebih cerdas dan juga UMKM yang lebih diberdayakan, jadi kalau istilah ekonominya akan menimbulkan multiplier effect,” Imbuhnya
Selain itu, pemerintah mewaspadai risiko geopolitik dan ekonomi global yang saat ini masih terjadi seperti perang di Ukraina dan Rusia, gejolak di Timur Tengah, dan kondisi ekonomi dunia yang tidak stabil. “Jadi ini resiko-resiko yang perlu diawasi, tapi ini kaitannya dengan resiliensi ekonomi Indonesia sendiri, pertumbuhan ekonomi kita selama ini cukup baik, dan tahun depan ditargetkan sebesar 5,2%, jadi ini mencerminkan resiliensi kita,” Tutup Thomas.