Lautan Indonesia yang begitu luas tentu memiliki kekayaan laut yang melimpah, seperti ikan, mineral, dan minyak bumi. Peta batimetri membantu Indonesia untuk mengelola sumber daya lautnya secara berkelanjutan. Hal ini disampaikan Yusuf Surachman Djajadihardja Perekayasa Ahli Utama Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN dalam webinar Digdaya (Diskusi Geologi Sumber Daya) pada Senin (8/6).
Menurut Yusuf, peta batimetri juga diperlukan untuk keperluan scientific, seperti untuk mengetahui topografi pulau-pulau yang saling menyambung di perairan Indonesia.
“Batimetri dapat diartikan sebagai pengukuran dan pemetaan topografi dasar laut. Manfaat Peta Batimetri adalah dapat langsung mengevaluasi deformasi setelah terjadinya gempa besar bawah laut yang menyebabkan tsunami,” jelasnya.
“Contohnya pada kasus tsunami Jepang pada 11 Maret 2011. Jepang dapat langsung mengidentifikasi penyebab tsunami, dan sehari setelah bencana tersebut, mengumumkan adanya pergerakan sebesar 50meter dilihat dari awal data pembanding,” imbuh Yusuf.
Yusuf menjelaskan bahwa Batimetri dibutuhkan sebagai pertahanan di daerah laut, karena laut tidak dapat dilihat secara visual, namun bisa kita bayangkan. “Peta batimetri membantu Indonesia untuk mengetahui wilayah perairannya secara detail, termasuk kedalaman laut, bentuk dasar laut, dan keberadaan berbagai fitur geomorfologi seperti terumbu karang, gunung bawah laut, dan palung laut,” paparnya.
Pada saat terjadinya bencana tsunami Aceh pada tahun 2004, Indonesia tidak memiliki data awal, sehingga tidak dapat melihat perambatan tsunami, dan betapa hancurnya hasil gempa Aceh sehingga mengakibatkan permukaan dasar laut yang berantakan dan menghasilkan lumpur yang sangat banyak.
“Antisipasi mempunyai data sebelum dan sesudah bencana, menunjukkan pentingnya batimetri menjadi dasar informasi untuk dapat memprediksi bencana itu akan terjadi,” jelas Yusuf.
Beberapa hal di atas menjelaskan bahwa Peta batimetri menunjukkan pemahaman dan pemanfaatan laut secara optimal. Manfaatnya tidak hanya terbatas pada sektor maritim, tetapi juga meluas ke berbagai bidang lain, seperti riset, perikanan, industri, pariwisata, dan bahkan dalam penanggulangan bencana alam.
“Peta Batimetri adalah aset berharga yang harus dimanfaatkan secara bijak untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menjaga kelestarian laut bagi generasi sekarang dan mendatang.
Yusuf berharap batimetri dapat segera dilaksanakan secara merata di Indonesia, karena dengan memanfaatkan peta batimetri secara optimal, kita dapat meningkatkan keselamatan, kelestarian lingkungan, dan kesejahteraan masyarakat di berbagai sektor,” pungkas Yusuf.