Banyuwangi, acehnews.id- Pengendalian sampah plastik sekali pakai (Single Use Plastic) terus diupayakan oleh seluruh warga SMK Muhammadiyah 8 Siliragung, Banyuwangi, Jawa Timur, yang dikenal dengan sebutan SMK MODELS. Kepala SMK MODELS, Muhlas Efendi, meluncurkan fasilitas baru berupa Water Station di tiga titik di sekolah agar seluruh warga sekolah dapat mengisi ulang air minum dengan membawa tumbler masing-masing.
“Pengendalian sampah plastik di sekolah ini penting, karena plastik adalah sampah yang sulit terurai hingga ratusan tahun. Kita harus membiasakan diri untuk melakukan langkah re-use, salah satunya dengan penggunaan kembali wadah air minum kita,” jelas Muhlas, Sabtu )19/7/2024) dikutip dari wartamu.id.
Kepala Sekolah juga menegaskan bahwa seluruh warga sekolah harus berupaya mengurangi pemakaian plastik, termasuk dengan menginstruksikan kantin-kantin untuk menyediakan wadah guna ulang dan mengurangi penggunaan plastik sekali pakai. Menurut Muhlas, sampah yang dihasilkan oleh lebih dari seribu warga sekolah setiap hari tentu tidak sedikit, sehingga perlu membentuk kebiasaan minim sampah dan menyusun aturan khusus agar pengendalian sampah plastik dapat dilakukan secara efektif.
Bendahara SMK MODELS, Zahrotul Janah, menjelaskan bahwa sekolah juga menyediakan gelas lurik untuk menggantikan papercup yang biasa digunakan saat acara workshop atau rapat guru. “Ini sangat mengurangi sampah plastik yang biasanya dihasilkan, selain itu juga menekan anggaran untuk pembelian papercup,” ungkap Zahrotul Janah, yang juga aktif sebagai Fasilitator Daerah Eco Bhinneka Regional Banyuwangi dan Sekretaris AMONG (Anak Muda Eco Bhinneka Blambangan).
SMK MODELS merupakan sekolah dampingan program Eco Bhinneka Muhammadiyah dan Nasyiatul Aisyiyah yang terus aktif dalam aksi-aksi lingkungan. Windarti, Sekretaris I Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah (PPNA), mengungkapkan harapannya agar sekolah semakin dapat menginternalisasi visi misi Eco Bhinneka ke dalam aktivitas sekolah. “Merawat kerukunan antarumat beragama telah terwujud dengan adanya murid dan guru nonmuslim di sekolah. Kini, melestarikan lingkungan diwujudkan dengan berbagai inovasi dan upaya konkret seperti penyediaan Water Station dan pelarangan penggunaan wadah plastik sekali pakai di lingkungan sekolah,” ujarnya.
Water Station diharapkan menjadi sarana pembiasaan warga sekolah untuk membawa tumbler dan mengurangi botol plastik sekali pakai. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), sampah plastik di Indonesia mencapai 64 juta ton per tahun, dengan 3,2 juta ton terbuang ke laut. Indonesia berada di urutan kedua setelah Tiongkok dalam hal pencemaran sampah plastik di laut. SMK MODELS kini telah membuktikan aksi nyatanya untuk menjadi bagian dari solusi, bukan polusi.