ASPEK.ID, JAKARTA – Pelantikan Jokow dan KH Ma’ruf Amin mendapat pengawlaan super ketat oleh pesawat tanpa awak atau Drone CH-4 yang memantau segala pergerakan yang dinilai rawan keamanan.
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengatakan, pesawat tanpa awak itu mampu terbang 8 hingga 9 jam lamanya.
“Kalau pesawat tanpa awak itu ada 2 flight karena masing-masing pesawat bisa terbang 8 hingga 9 jam,” kata Hadi, Minggu (20/10/2019)
“Pesawat tanpa awak ini kita terbangkan ada infra red, sehingga kalau ada sniper di atas gedung yang bukan kita tempatkan kita curigai di sana walaupun itu bukan sniper tapi ada metal ada orangnya itu kita curiga,” tegasnya.
Dilansir dari Business Insider, CH-4 adalah pesawat buatan China. CH-4 disebut drone Predator dan Reaper versi China. Predator dan Reaper ialah drone buatan Amerika Serikat.
CH-4 dilaporkan dibanderol seharga USD 4 juta atau setara Rp 56,5 miliar (asumsi Rp14.127 per USD). Jauh lebih murah dari milik Amerika yang mencapai USD 20 juta atau Rp 282 miliar.
Pangsa pasar drone China didominasi oleh negara-negara Timur Tengah. Pada 2015, Irak membeli CH-4s untuk melawan ISIS. Saudi Arabia dan Uni Emirat Arab tak lagi memilih AS dan berpaling ke CH4 China untuk digunakan melawan Houthi di Yaman. Yordania dan Mesir juga membeli drone dari China.
Drone China digandrungi dunia karena murahnya harga dan kualitas yang cukup mumpuni. Penjualan drone membuat China diprediksi meraup untung hingga USD 22 miliar atau Rp310,8 triliun pada 2022.
Sebagai informasi, pesawat tanpa awak atau drone CH-4 akan memantau segala pergerakan yang dinilai rawan keamanan. Termasuk mendeteksi sniper apabila di sebuah lokasi tak menempatkan anggota dari TNI-Polri.